Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

25 Tahun Pasca-Reformasi, Indonesia Masih Punya Masalah di Dua Bidang Ini

25 Tahun Pasca-Reformasi, Indonesia Masih Punya Masalah di Dua Bidang Ini Pencari kerja melihat lowongan di salah satu stand perusahaan saat mengunjungi bursa kerja di Bandung, Jawa Barat, Selasa (23/5/2023). Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Disnakertrans bekerja sama dengan 35 perusahaan menggelar bursa kerja yang dapat menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja. | Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warta Ekonomi, Depok -

Tahun 2023 menandakan peringatan ke-25 reformasi Indonesia sejak tahun 1998. Gerakan reformasi dimulai ketika masyarakat mulai menggalang kekuatan untuk menuntut reformasi terhadap kebijakan pemerintah Orde Baru yang dianggap korup dan otoriter.

Selain itu, krisis ekonomi dan keinginan rakyat menjadi negara demokrasi juga menjadi faktor utama kejatuhan Presiden Soeharto setelah 32 tahun berkuasa.

Ekonom dan mantan Dubes Indonesia untuk Jepang dan Federasi Mikronesia, Yusron Ihza Mahendra, menjelaskan bahwa Gerakan Reformasi menjadi batu loncatan dari perubahan-perubahan positif yang terjadi di Indonesia dalam rentang 25 tahun terakhir, khususnya di bidang politik.

Baca Juga: Seperempat Abad Reformasi: Kebijakan Hukum Harus Berlandaskan Nilai Pancasila yang Mengedepankan Kepentingan Nasional

“Menurut saya, tentu reformasi itu merupakan peristiwa yang amat penting, dan bahkan dapat dikatakan menjadi salah satu tonggak sejarah bagi bangsa ini. Kalau kita berbicara tentang reformasi, tentu saja intinya itu adalah perubahan. Tentu kita berharap perubahan ke arah yang lebih baik. Kalau kita melihat di dalam konteks politik, saat ini pun sebentar lagi kita akan Pemilu pada tahun 2024. Maka dapat kita katakan bahwa proses reformasi itu sedang berjalan,” kata Yusron, dikutip dari kanal Youtube PinterPolitik TV pada Selasa (27/6/2023).

Selain itu, perubahan pasca-reformasi juga terjadi pada bidang ekonomi. Meskipun perekonomian Indonesia sempat hancur lebur saat Krisis Moneter 1998, tetapi berbagai paket kebijakan pemerintah yang dikeluarkan selama 25 tahun terakhir dinilai akan mampu membawa Indonesia masuk ke dalam kategori negara maju pada tahun 2045.

“Dalam konteks perubahan tadi, tentu saja bukan saja hanya politik, tetapi juga ekonomi dan lain-lain. Kalau kita bicara dalam konteks ekonomi, maka mungkin apa yang diumumkan oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) bahwa Indonesia akan menjadi negara maju pada tahun 2045 nanti tentu dapat kita jadikan sebagai salah satu acuan bagi kita untuk melihat ke sana,” ujarnya.

Dengan demikian, ia memetakan ada dua masalah penting yang dinilai akan menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia, yaitu pada aspek sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM).

“Kalau kita bicara tentang masalah ekonomi, memang segalanya tidak mudah. Jadi kita tentu harus melihat, misalnya dua hal, pertama SDA dan kemudian juga SDM. Kita sering sekali merasa senang dan bangga bahwa kita mempunyai jumlah penduduk yang besar, bahkan di tengah situasi dunia di mana penduduk di berbagai negara di dunia ini cenderung mengalami penurunan, kita justru terus mengalami kenaikan,” bebernya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Novri Ramadhan Rambe
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: