Masalah IAEA dan Jepang Tingkatkan Kontroversi Pelepasan Limbah Nuklir Jepang
Adanya laporan mengenai sumbangan politik Jepang kepada IAEA telah menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat Korsel terhadap keputusan Jepang dan transparansi dari pemerintah Jepang dalam mengatasi isu ini. Masyarakat Korsel menganggap bahwa sumbangan tersebut dapat memengaruhi keputusan IAEA yang berhubungan dengan pelepasan air radioaktif.
Saat ini, regulator Jepang telah memulai inspeksi akhir pada sistem yang baru saja diselesaikan untuk aksi pelepasan kontroversial air radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke Samudra Pasifik.
Baca Juga: Jepang Tiba-tiba Klaim Air Limbah Nuklir Berbahaya, Lha Kenapa Kemarin Bilang Aman?
Pada hari Rabu, 28 Juni 2023, inspeksi dimulai setelah operator Tokyo Electric Power Company Holdings (TEPCO) memasang peralatan terakhir yang diperlukan untuk pelepasan air radioaktif. Outlet terowongan bawah laut telah digali agar limbah dapat dibuang sejauh 1 kilometer dari lepas pantai.
TEPCO menjelaskan bahwa inspektur dari Otoritas Regulasi Nuklir akan memeriksa peralatan terkait transfer air radioaktif dan sistem keamanannya selama tiga hari sebagai bagian dari inspeksi tersebut.
Jepang mengatakan bahwa mereka telah memberikan penjelasan secara terperinci dan didukung dengan sains tentang rencana pembuangan limbah tersebut kepada negara tetangga.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Hirokazu Matsuno, mengatakan bahwa pekan lalu Jepang melihat peningkatan pemahaman tentang masalah ini meskipun tidak begitu terlihat di toko-toko di Seoul pada pekan ini.
"Saya datang untuk membeli garam, tapi tidak ada yang tersisa," kata Kim Myung-ok, 73 tahun, berdiri di rak supermarket yang kosong. "Terakhir kali aku datang juga tidak ada."
"Pelepasan air mengkhawatirkan. Kami sudah tua dan sudah cukup hidup, tetapi saya mengkhawatirkan anak-anak."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait:
Advertisement