Siap Intervensi, Ini Strategi Bank Sentral Jepang Hadapi Efek Aturan Bea Masuk Trump
Kredit Foto: Reuters/Toru Hanai
Bank of Japan (BOJ) buka suara terkait dengan kebijakan moneternya dalam menghadapi dampak kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Gubernur Bank of Japan (BOJ), Kazuo Ueda, mengisyaratkan bahwa pihaknya tengah mempertimbangkan dampak buruk kebijakan tarif untuk ekonomi dari Jepang. Meski demikian, pihaknya juga terus mendorong penghapusan tarif sepenuhnya dari AS.
Baca Juga: Datangi Trump, Jepang Desak Penghapusan Penuh Tarif AS
“Risiko dari kebijakan tarif bergerak semakin dekat ke arah skenario buruk yang telah kami bayangkan,” kata Ueda, dilansir dari Reuters, Kamis (17/4).
Ia menambahkan bahwa perkembangan terbaru soal kebijakan tarif mulai memengaruhi kepercayaan dunia usaha dan rumah tangga dari Jepang. Ueda sendiri menegaskan bahwa pihaknya akan mengatur suku bunga acuan sesuai dengan prospek ekonomi dan inflasi yang datang seiring perkembangan kebijakan tarif.
“Kami akan menyelidiki tanpa praduga sejauh mana tarif dapat merugikan ekonomi. Tanggapan kebijakan bisa menjadi perlu," jelasnya.
Ueda memperingatkan bahwa tarif tinggi kemungkinan besar akan menekan ekspor Jepang. Hal tersebut akan meningkatkan ketidakpastian yang dapat memukul sentimen konsumen domestik. Ia juga mencatat bahwa dampak dari gejolak di pasar saham dan nilai tukar sangat sulit diprediksi, namun akan terus diawasi dengan cermat.
Ueda juga menyoroti soal inflasi. Ia menyebut bahwa tekanan harga bahan makanan domestik diperkirakan akan mereda, sementara pertumbuhan upah riil berpeluang menjadi positif mulai pertengahan tahun ini.
Namun, ia juga menggarisbawahi adanya risiko dua arah terhadap inflasi. Di satu sisi, inflasi makanan yang berlarut-larut atau gangguan pasokan karena tarif dapat mendorong harga naik lebih tinggi dari yang diperkirakan. Namun di sisi lain, tingginya biaya hidup dapat menekan konsumsi dan menahan inflasi.
Baca Juga: Optimisme Warnai Bursa Asia, Jepang Segera Negosiasikan Soal Tarif ke Donald Trump
Ueda menambahkan bahwa dalam menyusun proyeksi baru yang akan dirilis pada 1 Mei 2025. BOJ akan mempertimbangkan tidak hanya data ekonomi, tetapi juga survei terhadap dunia usaha.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement