Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kerajaan Bisnis Keluarga Widjaja: Ekspansi Bisnis Sinar Mas Group yang Luar Biasa

Kerajaan Bisnis Keluarga Widjaja: Ekspansi Bisnis Sinar Mas Group yang Luar Biasa Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia sebenarnya tidak kekurangan populasi orang kaya. Selain Low Tuck Kwong dan Hartono bersaudara, ada pula keluarga Widjaja yang sukses membangun kerajaan bisnisnya di tanah air. Kerajaan tersebut lahir dari kerja keras dan keuletan seorang imigran asal Tiongkok bernama Eka Tjipta Widjaja. Meskipun lahir dari keluarga yang serba kekurangan, sosok tersebut mampu mendirikan dinasti Sinar Mas yang hingga kini masih berjaya.

Sebelum mendirikan Sinar Mas, Eka melatih dirinya dengan berjualan dari rumah ke rumah sejak usia yang masih sangat belia. Ia berkeliling Kota Makassar dengan mengendarai sepeda dan menawarkan berbagai jajanan, seperti permen, biskuit, serta beberapa barang dagangan dari toko ayahnya. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika jiwa pebisnis sudah tumbuh dalam dirinya.

Mengutip dari laman resminya, Sinar Mas adalah sebuah brand dari perusahaan yang bergerak di berbagai bidang, mulai dari agribisnis dan pangan sampai layanan keuangan. Sinar Mas yang dirintis sejak tahun 1938 itu terus melakukan ekspansi dan inovasi sehingga berhasil melahirkan anak-anak perusahaan bahkan melantaikannya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Baca Juga: Ini Dia Empat Perusahaan Hartono Bersaudara yang Sudah Melantai di BEI, Tertarik Borong Sahamnya?

Kesuksesan Eka dalam menggeluti bidang bisnis pernah membuatnya didapuk sebagai orang terkaya di Indonesia nomor dua versi majalah Globe Asia pada tahun 2018. Pada saat itu, kekayaannya menembus angka US$13,19 miliar atau setara dengan Rp199,98 triliun (asumsi kurs Rp15.162 per dolar AS).

Lantas, perusahaan apa saja yang selama ini menjadi pundi rupiah bagi keluarga Widjaja? Berikut daftarnya.

1. Produk Asia Pulp & Paper — PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM)

Merujuk dari sumber yang sama, diketahui bahwa Asia Pulp & Paper (APP) adalah lembaga yang menaungi sejumlah pabrik pulp dan kertas di Indonesia yang dipersatukan sebagai anggota keluarga Sinar Mas. Dalam menjalankan bisnisnya, nilai yang dijunjung adalah kedekatan dan hubungan jangka panjang, efisiensi, dan inovasi tanpa henti.

Sebelum menjadi lembaga, bisnis di bidang ini bermula dari sebuah pabrik kertas yang didirikan pada tahun 1972 di Mojokerto, Jawa Timur. Setelah mengikuti rangkaian proses, akhirnya pabrik yang bernama PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia itu bisa menggelar IPO (Initial Public Offering) pada 3 April 1990.

Sebagai catatan, pada kuartal pertama tahun 2023, pabrik kertas tersebut mendulang laba sebesar Rp136,4 miliar. Angka tersebut sebenarnya menurun drastis sebab pada periode yang sama di tahun sebelumnya, keuntungan Tjiwi Kimia mencapai Rp1,06 triliun.  

Baca Juga: Buktikan Ketangguhan Jalani Bisnis, Intip 6 Aksi Akuisisi Astra International Sepanjang 2020–2023!

2. Agribisnis dan Pangan — PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR)

Tidak puas hanya berbisnis di Indonesia, Eka melebarkan sayap usahanya ke Negeri Singa. Pada tahun 1996 lalu, Golden Agri-Resources Ltd (GAR) yang bergerak di sektor agribisnis dan pangan resmi tercatat di Bursa Efek Singapura. 

Dengan kolaborasi apik bersama PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 20 November 1992, keduanya berupaya menjadi yang terdepan dalam menghasilkan minyak kelapa sawit berkelanjutan. Hal tersebut dilakukan dengan mengedepankan efisiensi, produktivitas, kualitas, dan sustainability di setiap rantai produksi.

Perlu diketahui bahwa pada tiga bulan pertama tahun 2023, Sinar Mas Agro mencetak laba sebesar Rp175,88 miliar. Meskipun perolehan keuntungannya merosot hingga 80,83%; pendapatan perusahaan tersebut masih mengalami kenaikan tipis sebesar 0,80% menjadi Rp17,52 triliun.

3. Pengembang dan Real Estate — Sinar Mas Land

Sejak dulu, bisnis properti adalah sektor bidang usaha yang memang diminati oleh banyak konglomerat, tak terkecuali Eka Widjaja. Oleh sebab itu, ia mendirikan Sinar Mas Land alias salah satu pengembang properti terbesar di Indonesia yang menyediakan berbagai produk, mulai dari perumahan, hotel, hingga resor wisata di Indonesia, Asia, dan Eropa.

Sinar Mas Land diketahui mempunyai dua anak perusahaan yang sudah melantai di BEI. Kedua anak perusahaan yang dimaksud adalah PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yang resmi go public pada tanggal 6 Juni 2008 dan PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) yang resmi go public per tanggal 2 November 1994.

Sebagai informasi tambahan, pada kuartal I tahun 2023, laba Bumi Serpong Damai meroket 154,40% menjadi Rp883,98 miliar berkat melonjaknya angka pendapatan menjadi Rp2,87 triliun. Sementara itu, Duta Pertiwi juga mengalami lompatan nominal laba hingga 81,65% menjadi Rp859,40 miliar dengan pendapatan mencapai Rp1,05 triliun.

4.  Financial Service — PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA)

Sinar Mas turut menghadirkan layanan keuangan bagi masyarakat melalui PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA). Perusahaan yang melantai pada tanggal 5 Juli 1995 itu bertekad untuk menjangkau masyarakat dengan layanan berkualitas global di sektor perbankan, asuransi, manajemen aset, dan masih banyak lagi. Sinar Mas Multiartha juga hadir melalui anak perusahaannya, PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM), yang melantai pada 13 Desember 2010.

Merujuk dari laporan keuangan yang dirilis oleh perusahaan, diketahui bahwa Sinar Mas Multiartha mengantongi laba sebesar Rp294,9 miliar pada tiga bulan pertama tahun ini. Sementara itu, Bank Sinarmas dilaporkan mencetak keuntungan sebesar Rp71,8 miliar pada periode yang sama.

Baca Juga: Jelang IPO, Yuk, Cermati Latar Belakang dan Target Cinema XXI!

5. Komunikasi dan Teknologi — PT Smartfren Telecom Tbk (FREN)

Sinar Mas juga merambah ke bidang komunikasi dan teknologi melalui PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Perusahaan yang IPO pada 29 November 2006 itu menyediakan layanan telekomunikasi dengan mengandalkan 4G LTE Advanced yang mampu menggabungkan dua atau lebih saluran radio (spektrum) untuk mendapatkan kecepatan yang lebih baik.

Sayangnya, karena banyaknya kompetitor, pada tiga bulan pertama tahun ini, Smartfren harus menderita kerugian sebesar Rp379,9 miliar. Padahal, pada periode yang sama di tahun sebelumnya, perusahaan tersebut masih mampu mencetak keuntungan sebesar Rp24,98 miliar. 

6. Energi dan Infrastruktur — PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA)

PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) menjadi perpanjangan tangan Sinar Mas dalam menyediakan energi listrik, pertambangan batu bara, dan bahan kimia untuk keperluan orang banyak. Sekarang ini, perusahaan yang sudah go public pada 10 Desember 2009 itu turut memasok kebutuhan listrik bagi masyarakat. 

Perlu diketahui bahwa Dian Swastatika Sentosa berhasil membukukan laba sebesar US$595,26 juta atau setara dengan Rp9,04 triliun pada kuartal pertama tahun ini. Hal itu didukung oleh melejitnya angka pendapatan hingga 175,11% ke angka US$5,95 miliar atau setara dengan Rp93,60 triliun.

Baca Juga: Bisnis Properti Kian Moncer, Sinar Mas Land Mulai Garap Proyek Baru

Sebagai catatan, selain perusahaan-perusahaan yang sudah disebutkan, nama keluarga Widjaja juga tercatat sebagai dewan komisaris di satu perusahaan lainnya. Perusahaan yang dimaksud adalah PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) dengan Muktar Widjaja sebagai komisaris utama.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yohanna Valerie Immanuella
Editor: Yohanna Valerie Immanuella

Advertisement

Bagikan Artikel: