Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Fresh Factory: Permintaan Processed Food Sedang Meningkat Pesat

Fresh Factory: Permintaan Processed Food Sedang Meningkat Pesat Kredit Foto: Nadia Khadijah Putri
Warta Ekonomi, Jakarta -

CEO dan founder perusahaan rintisan (startup) rantai pasok dan gudang pendingin Fresh Factory, Larry Ridwan mengungkapkan bahwa permintaan makanan berproses dan berpengawet (processed food), berprotein, dan sehat sedang berkembang pesat saat ini.

“… yang saat ini sedang berkembang pesat, which is processed food, mau itu disebut frozen food (makanan beku), chill food (makanan dingin), apa pun itulah yang biasa dilihat di supermarket bagian fresh. Ada susu segar, frozen food, nugget, mie, tahu, yogurt,” jelas Larry ketika menjelaskan kategori produk yang dikelola Fresh Factory di sesi tanya jawab di acara peluncuran kerja sama Fresh Factory dengan PT Nusantara Card Semesta (NCS) di Jakarta pada Rabu (12/7/2023).

Senada dengan pernyataan Larry, Chief Commercial Officer dan co-founder Fresh Factory, Widijastoro Nugroho mengatakan bahwa makanan berprotein dan sehat mengalami permintaan yang pesat. Menurutnya, pertumbuhan gross development bruto (GDP) berperan dalam tingginya permintaan tersebut.

Baca Juga: Fresh Factory Gandeng NCS Kembangkan Distribusi Rantai Pasok & Gudang Pendingin ke Seluruh Indonesia

“Yang saya perhatikan juga adalah dengan adanya pertambahan GDP, demand untuk protein itu selalu naik. Kedua, demand untuk makanan sehat juga selalu naik,” ujar Widijastoro.

“Mungkin bapak-ibu di lima tahun yang lalu, cari fresh milk (susu segar) itu susah sekali. Tapi sekarang fresh milk di mana-mana sekarang ada, brand (merek) bermacam-macam. Jadi, demand untuk makanan sehat itu selalu ada, butter (mentega), keju, dan semua yang harus didistribusikan dalam keadaan chill (dingin) itu terus naik,” tutupnya.

Fresh Factory yang mengumumkan kerja sama dengan perusahaan logistik berusia 29 tahun PT Nusantara Card Semesta (NCS) tersebut tengah mengembangkan layanan distribusi rantai pasok dingin dan pusat gudang pendingin (cold chain and fulfillment centre) yang lengkap bagi mitra, mulai dari manajemen penyimpanan, pengemasan barang ke pelanggan, hingga pengiriman melalui kurir. 

Hasilnya, titik gudang kedua perusahaan tersebut totalnya adalah 153 titik gudang di 103 kota di Indonesia.

Fresh Factory disokong pendanaan investor yang dipimpin oleh SBI Ven Capital, Kyobo Securities, NTUitive, serta investor lainnya seperti East Ventures, Trihil Capital, PT Tap Applied Agri Services, Saratoga Investama Sedaya, Y Combinator, dan lain-lain. Selain itu, juga sempat bermitra dengan Y Combinator, sebagai akselerator startup asal Amerika Serikat.

Baca Juga: Bermula dari Kargo, NCS Perluas Layanan Bisnis Gudang Pendingin Bersama Fresh Factory

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: