Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lewat Pembangunan PLTA Cisokan dan PLTS Apung Cirata, PLN Tingkatkan Porsi Energi Baru Terbarukan

Lewat Pembangunan PLTA Cisokan dan PLTS Apung Cirata, PLN Tingkatkan Porsi Energi Baru Terbarukan Kredit Foto: PLN
Warta Ekonomi, Bandung -

Komisaris serta Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Pesero) terjun langsung ke lokasi proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air Upper Cisokan Pumped Storage (PLTA UCPS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Apung Cirata. 

Kunjungan lapangan ini dilaksanakan untuk memonitor progres serta kesiapan dari pembangkit berskala besar tersebut. 

Baca Juga: Percepatan Ekosistem Kendaraan Listrik PLN Perlu Dukungan Seluruh Pihak

Komisaris PLN, Mohamad Ikhsan, mengatakan, dengan semakin bertambahnya pembangkit energi baru terbarukan (EBT), maka keandalan sistem kelistrikan di Jawa dan Bali akan semakin baik. Kondisi seperti itu, menurutnya, akan berbanding lurus juga dengan peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat.

"Sesuai dengan Mars PLN yaitu menjadi agen Pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat," kata Ikhsan dalam keterangan resminya, Senin (17/7/2023).

Adapun, Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto, menjelaskan PLTA UCPS akan menjadi PLTA terbesar se-Indonesia dengan kapasitas 1.040 Mega Watt (MW) mengungguli PLTA Cirata yang memiliki kapasitas 1.008 Mega Watt (MW). Adapun, PLTS Apung Cirata akan menjadi PLTS terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas 145 Mega Watt AC (MWac).

"Kami laporkan bahwa PLTS Apung Cirata ini kapasitasnya 145 MWac dan alhamdulillah proyek ini berjalan dengan sangat baik sehingga bisa COD (commercial operation date) di tahun ini," katanya.

Wiluyo menjelaskan pengopersian PLTS Cirata akan menggunakan sinar matahari yang diubah menjadi listrik DC dan kemudian diubah menjadi listrik AC. Selain itu, pengoperasian PLTS akan sangat efisien, khususnya dari segi lahan, karena tidak membutuhkan lokasi baru, yaitu dengan menggunakan waduk sebagai dasar instalasinya.

Saat ini, PLN tengah fokus untuk mengoptimalkan proses transisi energi menjadi energi hijau atau energi baru terbarukan. Upaya ini didorong oleh semangat untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060 atau lebih cepat. Dirinya juga menjelaskan, sampai tahun 2023, PLN berhasil menurunkan emisi karbon sekitar 50 juta ton CO2.

Pembangunan PLTA Cisokan dan PLTS Apung Cirata akan meningkatkan porsi EBT dalam bauran energi nasional. Saat ini, progress konstruksi proyek PLTS Apung Terbesar sudah mencapai 63,87 persen dan ditargetkan dapat COD pada Oktober tahun ini. Adapun, PLTA UCPS ditargetkan dapat mulai beroperasi pada Tahun 2028.

Sementara itu, General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah, Djarot Hutabri, sebagai pimpinan unit yang mengerjakan PLTA UCPS, menjelaskan PLTA tersebut menjadi pembangkit pertama yang menggunakan teknologi Pumped Storage di Indonesia. Memanfaatkan aliran sungai Cisokan, anak sungai Citarum, PLTA ini akan memiliki dua bendungan dengan ketinggian berbeda.

Baca Juga: Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Gandeng 4 Perusahaan Bangun Charging Station

Adapun, pembangunan PLTA UCPS ke depannya akan meliputi pembangunan Bendungan atas dan bawah, Power House, Terowongan (Tunnel), Switchyard, serta Jaringan Transmisi.

Saat ini, PLN terus menggenjot penggunaan serta pembangunan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT). RUPTL (Rencana usaha Penyediaan Tenaga Listrik) 2021-2030 yang telah disusun bersama Pemerintah menjadi yang terhijau sepanjang sejarah, di mana 51 persen pembangunan pembangkit akan menggunakan EBT yang ramah lingkungan.

"Melalui transformasi serta sejumlah program PLN untuk menuju Green Economic, kami optimis NZE pada 2060 bisa tercapai," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: