Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Teknologi Digital Bawa Konsekuensi Luar Biasa, Sri Mulyani: Ubah Pola Pikir

Teknologi Digital Bawa Konsekuensi Luar Biasa, Sri Mulyani: Ubah Pola Pikir Kredit Foto: Nadia Khadijah Putri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berkomentar soal perkembangan teknologi digital yang belakangan memungkinkan produktivitas dan bisnis makin meningkat, khususnya kecerdasan artifisial atau artificial intelligence (AI) yang populer.

“Teknologi digital adalah hal lain yang membentuk masa depan. Banyak sekali negara yang investasi di teknologi. Kalau sekarang yang paling populer adalah kecerdasan artifisial atau artificial intelligence,” ujar Ani, sapaan akrabnya, saat berpidato di acara Indonesia Data and Economic Conference (IDE) Katadata di Jakarta, Kamis (20/7/2023).

Ani menjelaskan, adanya teknologi digital memberikan konsekuensi yang luar biasa. Ia justru menanggapi perlunya mengubah pola pikir (mindset). Ia mengamati, teknologi digital mengubah perilaku atau kebiasaan seseorang, terutama soal opsi bekerja di rumah atau work from home (WFH) yang merupakan bagian dari masa depan kerja (future of work).

Baca Juga: AI Sediakan Solusi untuk Tingkatkan Fungsi Internal dan Departemen Bursa Kripto

“Pandemi tiga tahun, banyak orang yang bekerja di rumah. Internet menjadi sangat penting. Maka kita menggarap internet, satelit, BTS, dan yang lain-lain, terlepas dari masalah dengan itu,” ujarnya yang kemudian disambut tawa dari hadirin acara.

Ani menambahkan, investasi digital merupakan satu-satunya APBN yang tidak dipotong selama pandemi 2020 lalu. Meski begitu, opsi bekerja dari rumah yang terbentuk selama pandemi tetap terbawa hingga sekarang, sehingga membawa konsekuensi baru terhadap cara berinteraksi di tempat kerja. Bekerja dari rumah masih penting sampai sekarang.

“Orang masih menempatkan work from home itu penting. Maka, sekarang CEO perusahaan-perusahaan di dunia itu pada mulai negosiasi,” jelasnya.

Namun, Ani menjelaskan konsekuensi adanya bekerja dari rumah, mulai dari gedung perkantoran kosong, pemulihan ekonomi yang sulit, hingga permintaan terhadap bangunan rumah menjadi kuat.

“Konsep ini akan membawa konsekuensi,” pungkasnya serius.

Dalam pemaparannya, Ani menjelaskan bahwa teknologi digital merupakan enabler penting, tapi memiliki risiko disruptif, baik itu melalui AI, perang chip, misinformasi, hingga masa depan kerja.

Baca Juga: Temui Presiden Bank Dunia, Sri Mulyani Bahas Rencana RI Pensiunkan PLTU Batu Bara

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: