Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penggalian Potensi Migas di Indonesia Timur Butuh Perbaikan Kebijakan Fiskal

Penggalian Potensi Migas di Indonesia Timur Butuh Perbaikan Kebijakan Fiskal Kredit Foto: Djati Waluyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Deputi Eksplorasi Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Benny Lubiantara mengatakan, guna menggali potensi minyak dan gas (migas) di Indonesia Timur perlu ada perbaikan kebijakan fiskal. 

""Oke resource (cadangan migas) meyakinkan, tapi cadangannya belum tentu bisa diproduksi karena faktor keekonomian. Kita fokus ke fiskal, tidak ada perubahan signifikan dalam kebijakan fiskal selama 30 tahun," ujar Benny dalam acara IPA Convex, Kamis (27/7/2023). 

Benny mengatakan, untuk mencapai target produksi migas nasional sebesar 1 juta barel minyak per hari dan 12 ribu MMSCFD gas pada tahun 2030 diperlukan beberapa strategi, mulai dari optimalisasi produksi eksisting, mempercepat cadangan menjadi produksi, pemanfaatan Enhanced Oil Recovery (EOR) dan Enhanced Gas Recovery (EGR), serta menggenjot eksplorasi.

Baca Juga: SKK Migas: Hari Ini Pengeboran Perdana Sumur MNK di Blok Rokan

Kegiatan eksplorasi ini menjadi salah satu tumpuan untuk bisa mencapai target produksi tersebut. Pada awal 2022 pemerintah menetapkan lima fokus area untuk dieksplorasi lebih lanjut, dan semuanya berada di wilayah Indonesia Timur, seperti Buton, Arafura, Seram, Warim, dan Timor yang meliputi 12 cekungan potensial.

Benny melanjutkan, Indonesia Timur menjadi salah satu wilayah yang diandalkan untuk bisa berkontribusi besar dalam pemenuhan target produksi. Namun, harus diakui untuk bisa mengandalkan potensi di Indonesia Timur, ada tantangan seperti berada frontier, laut dalam, dan infrastruktur terbatas.

"Potensi di lima area yang sudah ditetapkan pemerintah sangat membutuhkan kebijakan fiskal atraktif dan skema keeknomian yang tepat. Pasalnya jumlah potensi cadangannya juga tidak main-main. Berdasarkan data SKK Migas untuk Buton cadangannya 1 BBO dan 4 TCFG. Seram 8 BBOE, Aru 6 BBO dan 50 TCFG, Warim 34 BBOE, serta Timor 5 BBOE," ujarnya. 

Lanjutnya, target produksi minyak maupun gas pada 2030 masih bisa tercapai apalagi jika melihat cadangan. Namun, ada dua syarat yang harus dipenuhi. Pertama adalah membuat cadangan yang ada bisa dikembangkan dan sesuai dengan keekonomian. 

Selain itu, perlu juga memastikan proyek-proyek yang telah direncanakan bisa diselesaikan sesuai dengan jadwal.

"Kita ada daftar cadangannya, tapi semua proyek tidak ekonomis. Untuk itu, kita siap untuk meluncurkan insentif. Kemudian berikutnya kita harus memastikan proyek ini tidak delay. Kalau sudah delay, itu proyek langsung berubah keekonomiannya," ucapnya.

Baca Juga: Atasi Krisis Iklim, Energi, dan Ekonomi, Profesor Stanford University: Kurangi Migas!

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: