Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa hubungan Indonesia dan Tiongkok itu sudah terjalin selama 73 tahun.
Luhut memberikan catatan atas kunjungannya ke Tiongkok mendampingi Presiden Jokowi dalam rangka memenuhi undangan dari Presiden Xi Jinping.
Dan berikut catatan lengkapnya yang dikutip dari akun Instagramnya, @luhut.pandjaitan:
Saya setuju dengan pepatah yang mengatakan bahwa persahabatan itu semakin berumur, maka semakin baik. Hal ini dibuktikan pada hubungan bilateral antara RI dan Tiongkok, kedua negara yang lebih terlihat seperti sahabat ketimbang mitra ini telah merajut persahabatan selama 73 tahun.
Keduanya adalah bukti nyata akan pentingnya sinergi dan solidaritas antarbangsa dalam menangani pandemi Covid-19 dan upaya menggerakkan kinerja ekonomian regional bahkan internasional.
Barangkali memori itu yang membuat saya merasa senang bisa kembali mengunjungi Tiongkok, untuk mendampingi Presiden @jokowi memenuhi undangan YM Presiden Xi Jinping sekaligus memperingati 10 tahun kemitraan strategis komprehensif kedua negara.
Sejumlah agenda prioritas juga akan dibahas bersama Presiden Xi, baik kerjasama investasi berbagai proyek strategis Indonesia dan RRT, bidang perdagangan dan kesehatan, pengembangan fasilitas produksi baterai EV terintegrasi, sektor kelautan dan perikanan, juga ketahanan pangan.
Sebagai negara investor kedua terbesar di Indonesia dengan total nilai investasi sebesar 3,6 miliar dollar AS, Indonesia akan terus berupaya mencari peluang kerja sama investasi dengan China.
Untuk itu kami juga mengagendakan pertemuan dengan beberapa pimpinan perusahaan-perusahaan Tiongkok yang telah dan akan melakukan investasi di Indonesia, khususnya di sektor hilirisasi industri, petrokimia, energi baru terbarukan, dan kesehatan.
Saya teringat bagaimana senyum mengembang dari Presiden Xi Jinping kala tiba di Nusa Dua, Bali November 2022 lalu. Senyum yang saya artikan sebagai apresiasi dan dukungan terhadap keberhasilan Indonesia menyelenggarakan gelaran KTT G20 2022.
Senyum yang sama itu saya lihat hari ini saat beliau menyambut Presiden Joko Widodo di Chengdu. Ini sekaligus menjadi contoh yang baik bagi seluruh negara di dunia baik negara maju maupun negara berkembang bagaimana solidaritas dan sinergi adalah kualitas yang perlu dijaga dalam hubungan kemitraan antar negara.
Dengan memastikan kedua belah pihak sejalan dengan prinsip senasib sepenanggungan yang memiliki arti besar untuk saling menguntungkan bagi pembangunan dan kemakmuran rakyat kedua bangsa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement