- Home
- /
- Government
- /
- Government
Gus Halim: Jejaring Desa ASEAN Tingkatkan Ekonomi Desa dan Berantas Kemiskinan Ekstrem
Kredit Foto: Kemendes PDTT
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menegaskan, jaringan kerja sama antardesa di ASEAN menjadi salah satu kunci untuk mengangkat sektor UMKM dan Badan Usaha Milik Desa.
Jaringan kerja sama ini akan membawa dampak positif dalam meningkatkan ekonomi di tingkat lokal dan membantu mengatasi kemiskinan ekstrem yang menjadi salah satu prioritas Pemerintah Indonesia.
Baca Juga: Baru Berhasil di 805 Desa dari 75.265 Desa Indonesia, Kemendes PDTT Terus Kampanyekan SDGs Desa
"Produk-produk dari desa teman-teman Negara ASEAN, Filipina, Vietnam, Laos, Thailand, Myanmar, dan hampir semua menghadirkan produknya. Ini upaya membangun jaringan kerja sama antardesa di ASEAN," kata menteri yang akrab disapa Gus Halim ini dalam keterangaanya, Jumat (28/7/2023).
Menurut Gus Halim, tujuan diadakannya ASEAN Rural Culture Expo ialah sebagai bentuk kerja sama antardesa di ASEAN. Dari acara ini, diharapkan terjadi pertukaran ekonomi dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dari negara ASEAN. Dalam acara itu, dipamerkan puluhan produk desa dari berbagai perwakilan negara ASEAN, termasuk produk UMKM lokal, paket-paket wisata dan beberapa produk dari luar daerah.
Gus Halim menyampaikan, semangat dan kolaborasi yang ditunjukkan dalam ASEAN Rural Culture Expo ini memberikan harapan bahwa kerja sama antardesa di ASEAN dapat menjadi pendorong utama dalam mencapai kemajuan ekonomi dan mengentaskan kemiskinan ekstrem di seluruh wilayah ASEAN.
"Karena salah satu target Presiden di 2024 Indonesia bisa menurunkan kemiskinan ekstrim hingga nol. Kami sangat mengharapkan kompomen desa wisata dapat menurunkan kemiskinan ekstrem," ujar Doktor Honoris Causa dari UNY ini usai meninjau stan pameran.
Jika semua komponen penggerak ekonomi tingkat desa dilaksanakan, Gus Menteri optimis target nol persen kemiskinan ekstrem 2024 akan dicapai. Selain itu, pemanfaatan dana desa dan program padat karya juga sangat mungkin mengentaskan kemiskinan ekstrem.
"Pemeliharaan itu dilakukan salah satunya desa wisata, juga pemanfaatan dana desa padat karya untuk kelompok rentan, miskin ekstrem ini harus dirawat," ujar Gus Halim yang hadir mengenakan baju adat Jawa, sarungan, plus blangkon. "Peran BUMdes menjadi kunci mempertahankan capaian nol persen miskin ekstrem," sambungnya.
Tak hanya itu, Jejaring Desa ASEAN setelah agenda ASEAN Rural Culture Expo ini, Kemendes bakal menindaklanjuti dengan beberapa poin penting. "Semua pasti ada tindak lanjut supaya tidak hanya seremonial. Nanti kami ada pertukaran produk desa wisata, one village one product, dan desa digital. Ini fokus kerja sama ke depan," kata Mantan Ketua DPRD Jawa Timur ini.
Sebelumnya, Gus Halim berkeliling satu per satu stand yang ada di pameran yang juga merupakan bagian The 1st Asean Village Network Meeting ini. Ia mendapatkan berbagai cenderamata yang langsung dikenakannya seperti kain, baju, hingga penutup kepala.
Turut hadir dalam acara itu Chairman SOMRPDE Indonesia yang juga Dirjen PDP Kemendes, Sugito, dan Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas, Himawan Hariyoga Djojokusumo; pejabat tinggi madya dan pratama di lingkungan Kemendes PDTT; Delegasi Senior SOMRDPE Focal Point dan ASEAN Village Network dari Negara Anggota ASEAN.
Hadir juga Direktur Utama BPD DIY, Santoso Rohmad, dan Wakil ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda), Achmad Syamsudin, para Direktur Utama dan Direksi Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia, serta Para Kepala Dinas PMD Provinsi dan Kabupaten.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Advertisement