Emiten FMCG (Fast-Moving Consumer Goods) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan bahan baku menjadi bahan jadi yang dapat digunakan langsung oleh masyarakat. Perusahaan yang digolongkan ke dalam FMCG biasanya memproduksi makanan, minuman, perawatan pribadi, dan kebersihan rumah.
Perlu diketahui bahwa Bursa Efek Indonesia (BEI) membagi FMCG ke dalam beberapa subsektor, yaitu cosmetic and households, food and beverages, houseware, others consumer good industry, pharmaceuticals, dan tobacco manufactures. Di antara banyaknya perusahaan yang termasuk emiten FMCG, setidaknya ada lima perusahaan yang masuk ke dalam daftar LQ45.
Lantas, bagaimana performa lima perusahaan tersebut selama semester pertama tahun 2023 ini? Simak informasi selengkapnya di artikel berikut!
Baca Juga: Performa Emiten Rumah Sakit pada Semester I-2023: Untung atau Buntung?
1. PT Gudang Garam Tbk (GGRM)
Salah satu emiten FMCG yang akan dibahas dalam artikel ini adalah PT Gudang Garam Tbk (GGRM) alias salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Perusahaan yang resmi menawarkan sahamnya ke masyarakat per tanggal 17 Juli 1990 itu merupakan produsen brand rokok terkemuka, seperti Gudang Garam, Surya, dan GG, yang sudah menjalankan bisnisnya sejak 1958.
Gudang Garam berhasil menunjukkan performa keuangan yang gemilang pada semester pertama tahun 2023. Hal itu dapat dilihat dari meroketnya perolehan keuntungan perusahaan yang menembus Rp3,28 triliun alias 243,90% lebih tinggi dari perolehan pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Padahal, sepanjang enam bulan pertama tahun 2023, pendapatan usaha Gudang Garam cenderung menunjukkan penurunan angka. Merujuk dari sumber yang sama, dikabarkan bahwa perusahaan tersebut hanya mencetak pendapatan sebesar Rp55,85 triliun atau setara dengan pemangkasan sebesar 9,43%.
2. PT HM Sampoerna Tbk (HMSP)
PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) adalah perusahaan rokok yang sudah berdiri sejak tahun 1913 dan kini menjadi bagian dari PT Philip Morris Indonesia, produsen rokok internasional dengan merek dagang Marlboro. Perusahaan yang resmi melantai di bursa pada tanggal 15 Agustus 1990 itu diklaim mendominasi 28% pangsa pasar rokok di Indonesia dengan merek Dji Sam Soe Magnum, Marlboro Filter Black, dan Sampoerna.
Pada semester pertama tahun 2023, HM Sampoerna dilaporkan berhasil mendulang laba sebesar Rp3,75 miliar. Apabila dibandingkan dengan perolehan keuntungan pada periode yang sama di tahun sebelumnya yang berada di angka Rp3,04 triliun, terlihat ada peningkatan sebesar 23,03%.
Kenaikan itu ditopang oleh menanjaknya nominal pendapatan sebesar 4,95% menjadi Rp56,15 triliun. Sampoerna mendapatkan banyak pemasukan dari segmen sigaret kretek mesin dan sigaret kretek tangan yang masing-masing menyumbangkan Rp35,33 triliun dan Rp15,39 triliun.
Baca Juga: Dampak Sentimen Positif Mulai Terlihat, Mayoritas Laba Emiten Semen pada H1-2023 Terpantau Meningkat
3. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
Masyarakat Indonesia pasti sudah tidak asing lagi dengan Indomie. Merek dagang legendaris itu diproduksi oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang resmi go public pada tanggal 7 Oktober 2010. Selain mie instan, perusahaan yang sudah mempunyai enam puluh pabrik di seluruh Indonesia itu juga memproduksi beberapa produk lain, seperti susu Indomilk, snack Chitato, dan makanan bayi Promina.
Tingginya minat masyarakat terhadap produk keluaran Indofood CBP Sukses Makmur membuat perusahaan itu sanggup mengantongi keuntungan sebesar Rp5,72 triliun per Juni 2023. Nominal tersebut menunjukkan adanya peroketan hingga 196,63% jika dibandingkan dengan perolehan pada Juni 2022 lalu.
Tidak hanya laba, Indofood CBP Sukses Makmur juga mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 5,78% menjadi Rp34,47 triliun. Penjualan produk kepada pihak ketiga memberikan kontribusi sebesar Rp14,17 triliun; sedangkan penjualan produk kepada pihak berelasi memberikan sumbangan sebesar Rp20,29 triliun.
4. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) merupakan induk perusahaan Indofood CBP Sukses Makmur yang resmi melantai di BEI pada tanggal 14 Juli 1994. Perusahaan tersebut bergerak di bidang total food solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan produksi makanan dan membawahi beberapa grup besar, seperti Bogasari dan Agribisnis.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis secara resmi, diketahui bahwa keuntungan Indofood Sukses Makmur pada semester pertama tahun 2023 melambung 91,93% menjadi Rp5,56 triliun. Selain keuntungan, pendapatan perusahaan juga naik 6,24% menjadi Rp56,08 triliun.
5. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
Perusahaan terakhir yang akan dibahas dalam artikel ini adalah PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Perusahaan FMCG yang resmi melantai di bursa per tanggal 11 Januari 1982 itu dikenal dengan berbagai produk yang banyak digunakan masyarakat Indonesia, seperti Pepsodent, Lux, Sunlight, Rinso, Molto, Vaseline, Bango, dan masih banyak lagi.
Berbeda dengan empat perusahaan FMCG sebelumnya, sepanjang enam bulan pertama tahun 2023 ini, laba Unilever Indonesia justru mengalami pengikisan. Perusahaan tersebut dikabarkan hanya membukukan keuntungan sebesar Rp2,75 triliun alias lebih sedikit 19,53% dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
Baca Juga: Jadi Penghasil Kelapa Sawit Terbesar di Dunia, Bagaimana Kinerja Keuangan Emiten Sawit di Indonesia?
Tidak hanya laba, ternyata penjualan bersih Unilever turut mengalami reduksi sebesar 5,46% menjadi Rp20,29 triliun. Penjualan dalam negeri terpantau turun 6,46% menjadi Rp19,62 triliun; sedangkan penjualan ekspor juga terpangkas 23,14% menjadi Rp664,95 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yohanna Valerie Immanuella
Editor: Yohanna Valerie Immanuella
Tag Terkait:
Advertisement