Ahli Marketplace soal Live Shopping: Justru Peluang Bagi UMKM Indonesia untuk Maju
Belakangan ini tengah ramai dibicarakan mengenai metode baru berbelanja, yakni live shopping. Metode berjualan di mana para penjual melakukan siaran langsung dalam menawarkan produknya ini menjadi sorotan setelah dikabarkan membantu para penjual meraup omzet berkali-kali lipat dari biasanya.
Namun, tak sedikit juga orang yang bersentimen negatif terhadap metode ini lantaran dinilai berpotensi mematikan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal karena menjual banyak produk impor.
Ahli marketplace yang berpengalaman lebih dari 10 tahun berjualan di e-commerce, Jonathan Ko atau akrab disapa Om Botak menilai justru adanya metode baru berjualan live shopping ini dapat meningkatkan peluang UMKM lokal untuk maju. Hal ini ia katakan karena saat menggunakan metode live shopping, penjual tidak memerlukan banyak modal untuk mempromosikan produk mereka, hanya perlu gawai, waktu, dan tenaga.
Baca Juga: Live Shopping Hasilkan Omzet Miliaran, Akankah Jadi Metode Belanja Masa Depan?
“Secara live, secara konten, ini enggak perlu banyak modal, tinggal modal tenaga dan waktu. Saya melihat justru potensinya bisa lebih membantu masyarakat UMKM, terutama yang ada di kota-kota kecil. Jadi, ini menjadi sebuah peluang bagi mereka yang mau maju,” ujarnya saat konferensi pers bertajuk Shaping the Future of UMKM: Desty is Pioneering UMKM Revolution to Scale Through Commerce at Indonesia SME Summit & Expo 2023 di Kantor Desty, Co-Hive 101, Jakarta, Selasa (8/8/2023).
Ia menceritakan pengalamannya yang bertemu banyak pedagang yang baru berjualan semenjak mengenal metode live shopping, terutama di platform social commerce TikTok. Ia berpendapat, bagi orang yang belum paham mengenai teknologi, akan sulit untuk berjualan di e-commerce. Namun, dengan adanya fitur baru live shopping, berjualan secara online lebih mudah dilakukan.
“Justru saya melihat banyak seller yang baru pertama kali jualan sejak kenal TikTok. Kenapa? Karena kalau pakai platform yang sebelumnya, mereka harus belajar yang namanya algoritma judul, produk, deskripsi, lalu mereka juga harus punya satu laptop untuk visi dan lain-lain. Cukup rumit untuk orang-orang yang belum kenal teknologi atau yang paham, istilahnya, dunia komputer. Dengan TikTok, saya melihat, justru mereka seller-seller newbie, yang penting ada handphone, asal upload produk, asal tulis judul, tinggal live. Itu sangat memudahkan mereka, terutama untuk menjual produk-produk yang mereka hasilkan sendiri,” paparnya.
Mulyono Xu, Co-Founder dan CEO Desty, juga tidak melihat adanya ancaman dari metode live shopping yang disebut akan mematikan UMKM Indonesia. Ia malah optimis produk-produk dari pelaku UMKM lokal mampu bersaing dengan produk-produk impor yang juga dijual lewat live shopping. Sehingga, ia melihat keberadaan metode baru ini sebagai sesuatu yang positif.
“Saya yakin dari pihak manapun kita bahasa Indonesia, seller Indonesia, sanggup kok untuk bisa selalu lebih maju dan lebih bagus. Jadi, kita justru harus senang dengan adanya teknologi baru, bisa mempercepat, memperbagus, bagaimana efisiensi jualan lebih tinggi. Jadi, harus melihat (metode live shopping) ini dengan positif ya,” tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
Editor: Rosmayanti
Advertisement