Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengulik Alasan di Balik Serbuan Mobil Listrik China di Pasar Otomotif Indonesia

Mengulik Alasan di Balik Serbuan Mobil Listrik China di Pasar Otomotif Indonesia Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pasar otomotif dunia telah mengalami pergeseran besar dalam beberapa tahun terakhir dengan munculnya mobil listrik sebagai alternatif yang ramah lingkungan dan efisien dalam menghadapi isu perubahan iklim. Tidak hanya di tingkat global, tren ini juga telah merambah pasar Indonesia, dengan China menjadi salah satu produsen utama mobil listrik yang merambah pasar Tanah Air.

Keseriusan produsen-produsen mobil asal China dalam menginvasi pasar otomotif Indonesia semakin terlihat, terutama setelah diadakannya gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023.

Dalam pameran otomotif tahunan tersebut, setidaknya terdapat empat merek mobil listrik China yang disebut-sebut akan membanjiri pasar otomotif Indonesia. Keempat merek mobil listrik baru tersebut, antara lain adalah Haval, Neta, Tank, dan Ora.

Baca Juga: Jadi Mobil Listrik Terlaris, Berikut Kiprah Wuling Air EV

Neta merupakan merek di bawah naungan Hozon Auto, yang diketahui telah mendirikan PT Neta Auto Indonesia. Perusahaan tersebut dikabarkan akan bekerja sama bersama dengan PT Handal Indonesia untuk memulai perakitan pada kuartal kedua tahun 2023. Produk Neta yang bakal diluncurkan pada GIIAS 2023 adalah Neta U, Neta V, dan Neta S.

Sedangkan tiga lainnya, Haval, Ora, dan Tank, diketahui berasal dari satu payung grup otomotif besar di China, Great Wall Motor. Mobil listrik yang berasal dari perusahaan tersebut dikabarkan telah mencatat rekor penjualan di Thailand.

Ketua Gaikindo, Yohannes Nangoi berpendapat bahwa kehadiran merek-merek baru tersebut di GIIAS 2023 akan berdampak positif bagi industri otomotif di Indonesia. Pasalnya, masyarakat Indonesia jadi memiliki semakin banyak pilihan mobil listrik.

“Tahun ini GIIAS akan hadir secara komprehensif dalam arti mencakup merek yang lebih banyak dan lebih lengkap, sehingga dipastikan akan lebih banyak model dan teknologi baru yang akan diperkenalkan pada GIIAS. Buat industri ini menjadi sinyal yang sangat positif," ujarnya dikutip dari Sindonews, Senin (14/8/2023). 

Sebelumnya, terdapat merek-merek mobil listrik China yang telah menghiasi pasar Indonesia. Sebut saja Wuling, K-Kooper Series, hingga Chery EQ1. Merek-merek tersebut dibanderol dengan harga yang terbilang murah dibandingkan mobil jenis lainnya, yakni mulai dari Rp100 juta hingga Rp300 juta saja.

Alasan Serbuan Mobil Listrik China di Indonesia

Kehadiran merek-merek mobil listrik dari China di Indonesia secara masif memang menimbulkan tanda tanya besar. Namun, Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmy Suwandi mengatakan, sebenarnya tidak hanya China yang sedang gempar menyerbu pasar mobil listrik Indonesia, namun negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan negara-negara Eropa turut melakukan hal yang sama. Ia mewajarkan hal tersebut dan mengatakan hal tersebut merupakan suatu tren global. 

“Saya rasa sama ya, kemarin kami juga diskusi dengan major office dan di Thailand juga sama, saya rasa ini tren global dan makin banyak merek yang masuk mau dari Jepang, China, dari Korea. Saya rasa wajar-wajar saja dan ini umum terjadi, jadi bukan suatu hal yang mengagetkan," ujar Anton.

Sementara itu, Head of Marketing Communications and Public Relation (MCPR) Mercedes-Benz, Kariyanto Hardjosoemarto melihat serbuan merek-merek baru mobil listrik di Indonesia tidak luput dari kebijakan pemerintah yang mendukung iklim kendaraan listrik.

“Kesiapan market di Indonesia sudah lebih baik ya. Terbentuknya ekosistem ini sekarang sudah lebih baik dibanding periode sebelumnya. Ada beberapa kebijakan pemerintah juga yang mendukung. Sekarang yang sudah dinikmati bagi yang tinggal di Jakarta, mungkin kebijakan free ganjil-genap,” paparnya.

Pemerintah diketahui memang menyambut baik pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) selalu mendukung penuh pembangunan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

"Kemenperin menyambut baik investasi para pelaku industri otomotif, termasuk yang mengembangkan bisnis kendaraan listrik. Kami mendukung penuh pembangunan ekosistem kendaraan listrik dari hulu sampai hilir untuk menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dalam produksi kendaraan listrik yang berdaya saing global," tutur Agus dalam keterangan tertulisnya.

Kebijakan-Kebijakan Pemerintah Dukung Ekosistem Mobil Listrik

Pemerintah telah mengeluarkan banyak kebijakan guna mendukung peningkatan penjualan mobil listrik di Indonesia. Pertama, program kendaraan bermotor berbasis baterai. Seperti dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 dan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 Tahun 2020 tentang Pemetaan Pengembangan Mobil Listrik.

Pemerintah melalui Kemenperin juga berkomitmen dalam hal riset, baik untuk pengembangan komponen hingga infrastruktur pendukung lainnya. Tidak ketinggalan regulasi terkait penanganan limbah baterai dari kendaraan listrik yang sudah tak terpakai.

Kedua, pemberian insentif untuk mobil listrik berbasis baterai. Insentif ini tidak hanya diberikan kepada konsumen mobil listrik, tetapi juga produsen. Dalam hal ini juga berlaku insentif dari segi fiskal maupun nonfiskal.

Bagi konsumen, insentif yang diberikan berupa pajak 0% terhadap Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPnBM) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2021. Pajak kepemilikan di atas akan dikenakan sebesar 10% pada mobil listrik dan sekitar 2,5% untuk sepeda motor berbasis listrik oleh Pemprov Jawa Barat yang diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2019.

Selain itu, pembelian mobil listrik akan dikenai uang muka 0% dan suku bunga yang rendah sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 22/13/PBI/2020. Serta, potongan harga untuk penyambungan maupun tambah daya listrik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: