Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Emiten GoTo 101: Kinerja Perusahaan, Rasio Keuangan, hingga Aksi Korporasi

Emiten GoTo 101: Kinerja Perusahaan, Rasio Keuangan, hingga Aksi Korporasi Kredit Foto: PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Salah satu perusahaan yang selalu menjadi topik perbincangan hangat adalah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Jika dilihat dari segi perdagangan saham, meskipun harga sahamnya terbilang rendah, nilai turnover-nya sering kali menempati posisi tiga besar.

Selain itu, aksi korporasi yang ditempuh perusahaan, mulai dari pergantian pemimpin sampai pemutusan hubungan kerja karyawan dalam jumlah besar, tampaknya tidak luput dari perhatian publik.

Hal tersebut sebenarnya sangat wajar mengingat pengaruh dan inovasi yang dihadirkan GoTo dalam kehidupan masyarakat Indonesia terbilang sangat besar. Dengan adanya Gojek, masyarakat yang tadinya hanya mengandalkan transportasi umum dan kendaraan pribadi kini bisa beralih ke layanan antar-jemput dalam bentuk ojek. Dengan adanya Tokopedia, masyarakat bisa mempunyai pengalaman belanja online yang lebih mudah dan nyaman.

Untuk memahami seluk-beluk GoTo secara lebih mendalam, silakan simak artikel di bawah ini!

Baca Juga: Upaya Pengendalian Biaya Berhasil, GoTo Pangkas Proyeksi Kerugian

Sejarah Berdirinya GoTo

Sesuai namanya, GoTo merupakan gabungan dua perusahaan anak bangsa, yaitu Gojek dan Tokopedia, yang mempunyai visi serupa, yaitu memberdayakan pengusaha mikro sekaligus memperluas pemerataan secara digital. Selain sama-sama bernuansa hijau, baik Gojek maupun Tokopedia juga mengelola aplikasi untuk menjalankan bisnisnya. 

Mengutip dari laman resminya, diperoleh informasi bahwa Gojek mulai beroperasi pada tahun 2010. Seiring berjalannya waktu, perusahaan tersebut tidak hanya menyediakan layanan antar-jemput tetapi juga pengantaran makanan, pengantaran logistik, dan e-wallet. Sampai saat ini, Gojek sudah menjalin kemitraan dengan 2,6 juta pengemudi, 2 juta mitra GoFood, dan mengirimkan 140 juta pesanan ke dua ratus kota berbeda.

Sementara itu, Tokopedia yang lahir pada tahun 2009 itu menyediakan layanan dalam tiga bentuk, yakni e-commerce, logistik dan fulfillment, serta teknologi periklanan dan pemasaran. Per tahun 2023, Tokopedia mengklaim sudah mengaktifkan layanan di 99% kecamatan di seluruh Indonesia, menggandeng 14 juta penjual, dan memperdagangkan 1,8 miliar produk.

Kedua perusahaan yang didapuk sebagai unicorn Indonesia itu kemudian menggabungkan diri pada 17 Mei 2021. Setelah melewati serangkaian proses, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) pun lahir dan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) per tanggal 15 Maret 2022. 

Baca Juga: Biografi Patrick Sugito Walujo: CEO GoTo yang Juga Pendiri Northstar

Performa Keuangan GoTo pada Paruh Pertama 2023

Beberapa waktu lalu, GoTo dikabarkan sudah merilis laporan keuangan perusahaan untuk periode kuartal kedua tahun 2023. Berdasarkan rilisan tersebut, dilaporkan bahwa pada periode ini, perusahaan anak bangsa itu sukses menekan angka kerugian hingga 56% menjadi Rp3,3 triliun. 

Terkikisnya nominal kerugian yang harus ditanggung sejalan dengan performa pendapatan yang terbilang bagus dan berkurangnya pengeluaran insentif serta pemasaran produk. Pada kuartal ini, GoTo dilaporkan hanya perlu mengucurkan Rp2,7 triliun alias 43% lebih hemat dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

Kinerja baik perusahaan tidak berhenti di situ. Sebab, EBITDA Grup yang disesuaikan mampu mencapai angka -0,84% atau setara dengan -Rp1,2 triliun alias meroket 72% dari tahun sebelumnya. Selain itu, perusahaan yang digagas oleh Nadiem Makarim tersebut juga sukses mempertahankan pertumbuhan pendapatan bruto sebesar 6% dengan take rate yang melompat 40 bps menjadi 4,1%.

Perlu diketahui bahwa jumlah konsumen profitable dan profitabilitas keseluruhan per pengguna tetap stabil jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Keterlibatan konsumen turut mengalami peningkatan seiring dengan bertumbuhnya persentase belanja konsumen ke angka 42%.

Sejak April hingga Juni 2023, produk-produk Mode Hemat dan layanan Multimoda Gojek rupanya terus mencetak pengguna baru dan menghadirkan kembali pengguna nonaktif. Langkah tersebut sejalan dengan strategi pertumbuhan inti unit bisnis on-demand services untuk memperluas total pasar potensial (TAM) dengan menyasar konsumen yang memprioritaskan harga.

Di unit bisnis e-commerce, monetisasi mencatatkan kemajuan signifikan yang didorong oleh dampak positif dari penyesuaian komisi yang diterapkan awal tahun. Sepanjang paruh pertama tahun 2023, telah dilaksanakan berbagai uji coba kemampuan layanan logistik in-house GoTo Logistics (GTL) dengan hasil yang menjanjikan. GTL mampu mengurangi 15% dari keseluruhan biaya logistik e-commerce. 

Baca Juga: Bagaimana Performa GoTo pada Kuartal Kedua Tahun 2023?

Rasio Keuangan GoTo

Mengacu pada laporan keuangan kuartal kedua tahun 2023, dilaporkan bahwa Gross Profit Margin (GPM) GoTo berada di level -88,75%. Mengingat GPM rata-rata industri berada di angka 30%, dapat disimpulkan bahwa rasio margin kotor perusahaan satu ini tergolong sangat buruk.

Rasio keuangan lain yang akan dipakai untuk melihat performa GoTo adalah Debt to Equity Ratio (DER) dan Current Ratio (CR). Setelah dihitung, diketahui bahwa DER perusahaan berada di level 13,54% yang termasuk kategori bagus; sedangkan CR GoTo berada di posisi 253,29% yang termasuk kategori terlalu tinggi sehingga perusahaan tetap perlu memaksimalkan pengelolaan keuangan. 

Profil Manajemen GoTo

Secara garis besar, dalam menjalankan bisnisnya, GoTo dipandu oleh Sugito Walujo selaku direktur utama alias Chief Executive Officer (CEO). Selain menjadi direktur utama, pendiri Northstar Group itu juga menjabat sebagai Komisaris PT Indosat Tbk (ISAT) dan Komisaris PT Duta Intidaya Tbk (DAYA). Berkat kepiawaiannya dalam bidang bisnis, ia sempat didapuk sebagai Businessman of the Year oleh Forbes Indonesia.

Supaya Sugito dapat mengambil keputusan terbaik dan memberikan arahan yang sesuai ketika menjalankan alur kerja GoTo, dirinya tentu memerlukan bantuan dari banyak pihak. Melansir dari situs webnya, diketahui bahwa jajaran direksi GoTo terdiri atas Thomas K. Husted (Chief Operating Officer), Wei-Jye Jacky Lo (Chief Financial Officer), Catherine Hindra Sutjahyo (Direktur Layanan On-Demand), Hans Patuwo (Direktur Financial Technology), Melissa Siska Juminto (Chief Human Resources Office), Nila Marita (Head of External Affairs), dan Pablo Malay (Group Chief Corporate Officer dan Group General Counsel).

Selain jajaran direksi, GoTo tentunya mempunyai dewan komisaris yang bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap pengurusan perusahaan. Pada tahun ini, posisi Komisaris Utama GoTo diisi oleh Agus Martowardojo. Laki-laki lulusan Universitas Indonesia itu juga sedang menjabat sebagai Komisaris Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Dalam menjalankan fungsi pengawasan, Agus menerima dukungan dari rekan kerja lainnya, yakni William Tanuwijaya (Co-Chairman), Andre Soelistyo (Deputy Chairman), Garibaldi Thohir (Komisaris), Winato Kartono (Komisaris), Dirk Van den Berghe (Komisaris Independen), Marjorie Tiu Lao (Komisaris Independen), dan Robert Holmes Swan (Komisaris Independen).

Baca Juga: GoTo Financial Resmi Luncurkan Aplikasi GoPay Secara Nasional, Bisa Ke Mana aja dan Gratis...

Aksi Korporasi GoTo

Aksi korporasi GoTo yang paling banyak menyita perhatian publik adalah pemberlakuan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 1.300 karyawan perusahaan pada November 2022 lalu. Tidak berhenti sampai di situ, pada Maret 2023, GoTo kembali mengambil langkah yang sama, yakni memutus hubungan kerja dengan 600 karyawan. Hal tersebut dilakukan untuk menyusutkan beban gaji karyawan yang menembus angka Rp6,14 triliun.

Aksi korporasi lain yang tak mengejutkan adalah mundurnya dua petinggi GoTo secara tiba-tiba, yaitu Komisaris GoTo sekaligus Co-Founder Gojek, Kevin Bryan Aluwi, dan Direktur Utama GoTo, Anthony Wijaya. Meskipun telah menanggalkan jabatan masing-masing, Kevin dikabarkan tetap menjadi pemegang saham dengan hak suara multipel, sedangkan Anthony akan lebih berfokus pada strategi e-commerce GoTo sebagai Chief Operating Officer (COO) Tokopedia.

Selain PHK dan penggantian petinggi, GoTo Peopleverse Fund (GPF) juga terbilang sering melakukan pengalihan saham perusahaan dalam rangka melanjutkan program Kepemilikan Saham Karyawan dan Konsultan dari GoTo. Pada Juni 2023 lalu, misalnya, GPF dilaporkan telah mengalihkan 666.556.960 lembar saham GoTo dengan total nilai transaksi mencapai Rp1,33 miliar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yohanna Valerie Immanuella
Editor: Yohanna Valerie Immanuella

Advertisement

Bagikan Artikel: