Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lewat LeMMI 4.0, Kemenperin Cetak SDM Industri Otomotif Mahir Digital

Lewat LeMMI 4.0, Kemenperin Cetak SDM Industri Otomotif Mahir Digital Kredit Foto: Kemenperin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong laju kinerja industri otomotif karena menjadi salah satu sektor prioritas yang perlu dikembangan sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0. Pasalnya, industri otomotif mampu memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian nasional.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan, mengatakan, pada kuartal II tahun 2023, industri otomotif tumbuh sebesar 9,66 persen, lebih tinggi dibanding kinerja industri pengolahan nonmigas yang tumbuh mencapai 4,56 persen (y-o-y). Industri otomotif juga telah menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38 ribu orang, serta lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja sepanjang rantai pasok otomotif dari tier-1 sampai tier-3.

Baca Juga: Kemenperin Beberkan Efek Ganda Hilirisasi Nikel pada Ekonomi Indonesia

"Guna mendukung kemajuan industri otomotif agar lebih berdaya saing, diperlukan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Dalam hal ini, Politeknik STMI Jakarta, salah satu unit pendidikan vokasi di bawah binaan Kemenperin, memiliki program studi terkait industri otomotif," katanya dalam keterangan tertulis kepada Warta Ekonomi, Jumat (18/8/2023).

Kepala BPSDMI menjelaskan, peran Politeknik STMI Jakarta bukan hanya mencetak SDM industri otomotif unggul, melainkan juga siap menghadapi perkembangan era industri 4.0.

"Kami telah menerapkan secara konkret kurikulum terkait teknologi industri 4.0 dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, industri pengguna lulusan poltek STMI ini mendapatkan kualifikasi lulusan yang telah dibekali kompetensi Industri 4.0," paparnya.

Menurutnya, BPSDMI Kemenperin telah menjalin kerja sama dengan The Association for Overseas Technical Cooperation and Sustainable Partnerships (AOTS) untuk menjalankan program Lean Monozukuri for Making Indonesia 4.0 (LeMMI 4.0). Program ini dikembangkan bersamaLexer Research dan Fuso Machine Works untuk menata dan mensimulasi proses produksi dan manufaktur.

"Kerja sama ini merupakan contoh baik dari Politeknik STMI Jakarta dalam upaya mendekatkan dunia pendidikan vokasi dengan kebutuhan riil di industri khususnya di sektor otomotif dengan melibatkan semua pihak terkait, termasuk dari Pemerintah Jepang," tutur Masrokhan.

Beberapa waktu lalu, Kepala BPSDMI turut memberikan kuliah umum LeMMI 4.0 di Politeknik STMI Jakarta yang merupakan kelanjutan dari penerapan program tersebut di kampus. Pada kegiatan itu, para mahasiswa mempelajari pentingnya peran LeMMI 4.0 dan mendapatkan motivasi agar lebih semangat dalam mempersiapkan diri menghadapi tantangan industri otomotif di era industri 4.0.

Beberapa fokus teknologi dalam visi LeMMI 4.0 adalah kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), augmented reality, virtual reality, advanced robotic, hingga 3D printing.

"Industri di sektor otomotif menjadi salah satu sektor prioritas program Making Indonesia 4.0. Oleh karena itu, perusahaan industri otomotif yang sedang melakukan transformasi teknologi ke Industri 4.0 membutuhkan SDM Industri yang mampu beradaptasi dengan teknologi terkini untuk menguatkan industri otomotif nasional," lanjut Masrokhan.

Direktur Divisi Asia dan Pasifik METI, Fukuchi Mami, mengapresiasi kerja sama yang telah terjalin tersebut. "Saya berharap sektor publik dan swasta Jepang dan Indonesia akan bekerja sama untuk membawa pertumbuhan bagi perusahaan Jepang dan Indonesia saat mereka bertransisi ke manufaktur canggih yang memanfaatkan teknologi digital," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: