Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Strategi Sukses Pertahankan Bisnis saat Pandemi: Adaptasi, Inovasi, dan Diversifikasi

Strategi Sukses Pertahankan Bisnis saat Pandemi: Adaptasi, Inovasi, dan Diversifikasi Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pandemi Covid-19 telah mengubah lanskap bisnis global secara drastis, menghadirkan tantangan besar bagi perusahaan dari berbagai industri. Namun, beberapa bisnis telah berhasil tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh dan berkembang selama masa sulit ini.

Theo Derick, salah satu figur edukator sekaligus pebisnis dan investor muda Indonesia, berbagi pengalamannya ketika berbisnis di saat pandemi yang memaksanya menghentikan bisnisnya total. 

“Kayak waktu pandemi itu aku punya pameran, enggak bisa jalan semua dan vakum total, aku mencoba membuat sebuah komunitas saham Coffee Meets Stocks di 2019 bulan Juli karena kita enggak tahu akan ada pandemi tahun depannya, tapi ada peluang itu kita coba dulu buat diversifikasi,” jelas Theo, dikutip dari kanal Youtube Syailendra Capital pada Jumat (18/8/2023).

Baca Juga: Cara Berbisnis Kuliner dengan Modal dari Pinjaman Bank, Perhatikan Hal Ini Agar Tidak Boncos karena Bayar Utang!

Diversifikasi telah terbukti menjadi strategi yang kuat untuk mempertahankan bisnis selama pandemi. Ini mencakup diversifikasi dalam berbagai aspek, seperti produk, pasar, dan saluran distribusi. 

Bisnis yang hanya bergantung pada satu produk atau satu pasar dapat berisiko lebih tinggi jika situasi berubah. Melalui diversifikasi, bisnis memiliki jaring pengaman yang lebih kuat jika satu bagian dari operasi mereka terpengaruh.

“Kalau bisnis fokus satu aja aku setuju, tapi fokuslah di industrinya, jangan di satu usahanya, maka harus ada diversifikasi. Kayak dulu misalnya, kita pernah dengar es kepal Milo, bayangin kalau kita bisnisnya es kepal Milo, kemudian trennya hilang, bisnis kita mati,” ujarnya.

Selain itu, salah satu ciri utama bisnis yang berhasil selama pandemi adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat. Perusahaan yang mampu mengubah model bisnisnya sesuai dengan perubahan kebutuhan dan preferensi pelanggan memiliki keunggulan kompetitif yang besar. 

Mulai dari pergeseran ke model penjualan online ke penerapan protokol kesehatan yang ketat, adaptasi jadi kunci untuk terus beroperasi di tengah perubahan lingkungan.

Entrepreneur itu menurutku orang yang mentalnya cukup kuat dan bisa adaptasi. Ketika pandemi, pekerjaan utama kita tutup, aku jadi mulai adaptasi dan ganti model bisnis lagi. Seketika bisnis sudah melejit sampai 2022, kemudian animonya turun karena mulai endemi dan lagi-lagi kita harus adaptasi lagi. Kuncinya ya harus adaptasi,” imbuhnya.

Theo mengatakan inovasi adalah elemen tak kalah penting dalam mempertahankan bisnis selama pandemi. Bisnis yang terus mencari cara baru untuk memberikan nilai tambah kepada pelanggan atau mengatasi masalah yang muncul cenderung lebih berhasil. 

Baca Juga: Cara Membangun Revenue Stream atau Sumber Pendapatan Hingga Miliaran untuk Bisnis Kuliner

“Situasi ini (pandemi), penting yang namanya kembangin produk atau berinovasi. Misalnya tadi, kita bisnis jualan roti bakar, tapi ketika ada es kepal Milo, kita bikin inovasi es kepal Milo roti bakar. Jadi, buat sesuatu yang menarik dan beda dari yang lain atau mencari cara-cara baru untuk mengoptimalkan proses bisnis. Inovasi yang terus-menerus membantu bisnis tetap relevan dan bersaing di pasar yang berubah-ubah,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: