Cerita Adam Yandiev, Atlet dan Pengusaha Sport Center di Bali yang Kehilangan Bisnisnya

Di tengah sorotan skandal internasional, dua nama pengusaha mencuat: Andre Frey, pendiri kompleks mewah Parq Ubud, dan Sergey Solonin, miliarder asal Rusia yang disebut-sebut sebagai mitranya.
Berdasarkan kesaksian sejumlah saksi dan investor, keduanya diduga menjalankan skema investasi besar-besaran yang dikemas sebagai proyek pengembangan properti premium di Bali. Namun, di balik kemegahan proyek tersebut, terselubung praktik penipuan yang merugikan puluhan investor dari berbagai negara.
Parq Ubud, yang terlihat megah dari luar, menawarkan fasilitas sport center berkelas dunia yang dikelola oleh Adam Yandiev melalui kerja sama dengan manajemen Parq Ubud. Dalam konferensi pers pada Selasa, 15 Maret 2025, Adam memaparkan visinya untuk memadukan dunia olahraga dengan budaya Bali melalui proyek ini.
Adam bukan hanya seorang atlet, melainkan juga pelatih yang telah membina ratusan anak muda, menyelenggarakan kelas pelatihan gratis, dan bercita-cita mendirikan pusat olahraga dan budaya bertaraf internasional di Indonesia. Ia dengan sukarela mencurahkan waktu dan tenaga untuk mendukung pengembangan Parq Ubud, karena percaya pada janji Andre Frey tentang proyek global yang revolusioner.
Berkat jaringan dan upayanya, Adam berhasil mengundang sejumlah bintang olahraga dan selebritas Hollywood ke Parq Ubud. Beberapa di antaranya bahkan memberikan wawancara eksklusif dan mengadakan acara di lokasi, yang turut meningkatkan citra dan eksposur global Parq Ubud.
Namun, alih-alih merealisasikan janjinya—termasuk pembangunan fasilitas olahraga yang dijanjikan—Andre Frey justru lebih fokus pada penggalangan dana, terutama melalui penawaran investasi berbasis mata uang kripto.
Menurut para korban, total dana yang berhasil dikumpulkan melebihi USD 100 juta. Sebagian dana tersebut diduga dikonversi melalui platform kripto ilegal, tanpa dialokasikan untuk pembangunan fisik proyek. Aktivitas ini hanya menciptakan ilusi seolah proyek tetap berjalan.
Pada Januari 2025, Andre Frey akhirnya ditangkap oleh otoritas Indonesia atas tuduhan pelanggaran perizinan usaha dan pembangunan. Tak lama setelah itu, Sergey Solonin—yang sebelumnya mengklaim sebagai mitra Frey—tiba-tiba mengumumkan bahwa ia telah "mengakuisisi" Parq Ubud.
Para ahli hukum menilai langkah ini sebagai upaya mengalihkan perhatian publik sekaligus mempertahankan kendali atas proyek untuk terus menarik investor baru.
Pada Maret 2025, Adam Yandiev—yang semula dijanjikan peran strategis dalam pengelolaan sport center—justru mendapat perlakuan tidak adil dari Sergey. Bersama keluarganya, yang dikenal sebagai tokoh berpengaruh asal Rusia dan pengelola Nuanu serta Luna Club, Sergey secara sepihak mengusir Adam dari kompleks Parq Ubud tanpa mengakui kontribusinya dalam mempromosikan Bali di kancah global.
Padahal, upaya Adam dalam membawa nama Parq Ubud melalui koneksi atlet dan selebritas Hollywood sama sekali tidak dihargai.
Namun, Adam tidak berdiam diri. Ia bertekad memperjuangkan haknya dan memastikan kontribusinya dalam memajukan pariwisata dan olahraga Indonesia tidak sia-sia.
“I will fight for my rights,” tegasnya. “Insyaallah, I believe good karma will speak.”
Adam berasal dari keluarga terpandang dan memiliki komitmen tulus untuk memajukan Bali dan Indonesia. Sayangnya, ia harus berhadapan dengan rintangan yang tidak sejalan dengan niat baiknya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement