Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesian Gastronomy Community (IGC) Adakan Talkshow Nasionalisme Rasa

Indonesian Gastronomy Community (IGC) Adakan Talkshow Nasionalisme Rasa Kredit Foto: Indonesian Gastronomy Community (IGC)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Terdapat 2 pahlawan pangan, yakni para petani dan para pelaku di bagian proses. Bila para petani menjadi produsen utama berbagai bahan pangan, pelaku proses adalah pelaku usaha dari usaha rumah tangga, katering, kedai nasi, warung makan, restoran padang usaha kecil, menengah, sampai industri makanan.

Para pelaku proses tersebut adalah penentu agar makanan sampai ke konsumen. Selain itu, para pelaku tersebut harus terus-menerus menafsirkan pergerakan selera dan budaya baru konsumen.

Baca Juga: Gedung Perpustakaan Modern Sultra Jadi Tuan Rumah Talkshow Literasi Perpusnas

Perkumpulan Pecinta Gastronomi Indonesia atau sering disebut Indonesian Gastronomy Community (IGC) mengadakan sebuah Talk Show: Nasionalisme Rasa–sebuah upaya menanamkan nilai kebangsaan melalui kecintaan terhadap Gastronomi Indonesia. Talkshow ini bertujuan memberikan wawasan dan literasi tentang  semangat kepahlawan dalam kaitan pangan dengan ketahanan dan kedaulatan suatu negara.

Demikian pula perlunya mendapatkan gambaran tentang manfaat mengutamakan konsumsi bahan pangan domestik, misalnya dalam aspek ekonomi, kesejahteraan bangsa, dan rasa persatuan. 

"IGC melihat bahwa kuliner bisa jadi perekat bangsa kita. Kuliner bisa jadi pengggerak ekonomi Indonesia. Pelestarian makanan dan minuman Indonesia beserta budayanya guna memajukan Indonesia dan menjadikan kekayaan khasanah makanan dan minuman Indonesia yang tersebar di pelosok Indonesia sebagai medium perekat dan pemersatu bangsa dan negara Indonesia," kata Ria Musiawan, Ketua Umum Indonesia Gastronomy Community, dalam keterangan tertulisnya, Senin (28/8/2023).

Pernyataan itu disampaikan Ria dalam pembukaan Talk Show: Nasionalisme Rasa di Jakarta pada hari Jumat (18/8) dengan narasumber Vishal Kumar-Wakil Ketua Umum IGC dan VP Growth Yummy, Alyssa Abidin–aktris film, Nofel Saleh Hilabi-entrepreneur dan owner Shabugin, Ahmad Arif-Jurnalis yang juga Penulis Buku, Chef Rayhan Paramartha- Top Master Chef Season 9 dan Owner Bakmielenial.

Ria Musiawan menegaskan bahwa Indonesia kaya akan suku bangsa dan dengan otomatis kaya akan budaya dan makanan khas dari tiap daerah. Penyebaran kuliner antara daerah bisa dilakukan oleh semua orang, terlebih sekarang di zaman digital dan sosial media. Dengan kata lain, semua masyarakat dapat menjadi pahlawan-pahlawan dari lingkup yang paling dekat. 

Alyssa Abidin mengatakan bahwa kuliner bisa jadi peran utama dari sebuah film, sedangkan para aktor dan aktris untuk mendukung makanan itu sendiri. Film bisa menjadi media yang sangat memengaruhi masyarakat dalam memperkenalkan dan bahkan bisa membuat masyarakat mengonsumsi makanan yang ada di film.

Kolaborasi industri kuliner dan industri film akan menarik mengingat film Indonesia sudah diakui di kancah internasional yang secara tidak langsung bisa menjadi media penyebaran kuliner Indonesia ke negara lain.

Sementara, Ahmad Arif menyatakan bahwa pada dasarnya keberagaman kuliner lokal Indonesia  yang menjadi fondasi kemandirian pangan. Kekayaan pangan di Indonesia dibangun dari keberagaman kuliner yang timbul karena keberagaman sumber pangan yang berbeda-beda di setiap daerah.

Bicara mengenai kuliner Indonesia, tak saja bicara tentang nasi, tetapi juga ada singkong, jagung, dan sagu. Pangan bukan sekadar mengisi perut, melainkan juga menjadi identitas budaya suatu daerah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: