Integrasi tersebut berdampak pada fokus Telkom untuk menjajaki pasar B2B (business-to-business), dengan fokus pada penyediaan layanan digitalisasi bagi perusahaan dan lembaga, sementara Telkomsel akan fokus pada bisnis B2C (business-to-customer). Integrasi tersebut melibatkan Singtel, salah satu perusahaan telekomunikasi di Singapura, yang berdampak pada kepemilikan efektif Telkom di Telkomsel yang naik menjadi
69,9%, sementara Singtel menjadi 30,1%.
Menyusul sukses inisiatif FMC, langkah transformasi digital yang diambil Telkom adalah pemisaha aset infrastruktur fiber optik yang akan dijadikan entitas tersendiri yakni InfraCo. InfraCo merupakan upaya transformasi Telkom Group dengan tujuan memaksimalkan utilisasi aset yang ada (economic of scale) maupun efisiensi capital expenditure (capex). InfraCo diharapkan dapat mendorong optimalisasi aset, khususnya bagi pelanggan non-captive, serta meningkatkan jumlah pelanggan yang dilayani, khususnya pada segmen wholesale atau pelanggan kategori Other Licensed Operator (OLO).
Baca Juga: Erick Thohir Dorong BUMN Lakukan Ekspansi di Sektor-sektor Strategis
Telkom juga secara konsisten melakukan pengembangan bisnis Data Center dengan target total kapasitas di tahun 2030 sebesar 613 MW. Mendukung pencapaian target tersebut serta mengimbangi kebutuhan data center di ASEAN, Telkom mengembangkan sub-holding data center dengan brand NeutraDC.
Salah satu pengembangan terbaru yaitu Hyperscale Data Center di Batam (dengan kepemilikan saham terdiri dari Telkom sebagai pemegang saham mayoritas sekaligus pengendali, Singtel dan juga Medco Power sebagai penyedia energi ramah lingkungan). NeutraDC menjadi salah satu potensi besar BUMN dalam memperbesar skala bisnis pada bidang infrastruktur teknologi.
Wakil Menteri BUMN, Rosan Roeslani menambahkan “Diharapkan pengembangan Data Center ini juga dapat memberikan layanan yang lebih baik bagi ekonomi digital Indonesia, sekaligus memberikan nilai tambah bagi Telkom Group”.
Pengembangan inovasi yang berfokus pada transformasi digital pada AIPF kali ini diharapkan dapat mengawali dengan keterlibatan aktif dalam diskusi yang konstruktif antar negara-negara ASEAN dan Indo-Pasifik, serta menjadi ajang identifikasi potensi proyek yang nyata yang menghasilkan kerja sama yang konkret dalam mempromosikan kolaborasi untuk transformasi digital yang inklusif di Indo-Pasifik.
Sebagaimana diketahui, AIPF mengusung tiga agenda prioritas dalam kerangka kerja sama ASEAN dan Indo-Pasifik, yaitu infrastruktur hijau dan rantai pasok yang tangguh, transformasi digital dan konomi kreatif, serta pembiayaan yang berkelanjutan dan inovatif. Sejumlah pemimpin negara, pimpinan organisasi dan perusahaan akan menjadi pembicara kunci di acara ini yang turut menghadirkan para investor dan pelaku industri di kawasan ASEAN dan Indo-Pasifik.
AIPF dapat disaksikan secara live di akun YouTube Kementerian BUMN pada tanggal 5-6 September 2023 mendatang. Ikuti tagar #AIPF2023 #AIPFASEAN2023 dan #BUMNforASEAN di media sosial, serta situs web https://events.kemlu.go.id/aipf untuk informasi terkini tentang AIPF
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement