Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perkembangan Startup di Asia Tenggara Menurun, Kemenkominfo: Masih Lebih Baik

Perkembangan Startup di Asia Tenggara Menurun, Kemenkominfo: Masih Lebih Baik Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Ekonomi Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), I Nyoman Adhiarna menyebut bahwa perkembangan startup di wilayah Asia Tenggara mengalami penurunan.

Kendati begitu, Nyoman menegaskan Asia Tenggara menjadi wilayah yang lebih baik dibandingkan tempat lainnya. Dia menilai hal tersebut mestinya bisa memacu pertumbuhan startup di Indonesia.

"Memang betul, ya. Perkembangan Asia Tenggara relatif menurun, tetapi secara global wilayah Asia Tenggara lebih baik dari bahyak wilayah lain, termasuk di Asia Timur, di Eropa, dan di Amerika Utara," kata Nyoman saat ditemui wartawan di Kemenkominfo, Jakarta, Senin (4/9/2023).

Baca Juga: Dorong Ekosistem Startup Indonesia, Pemerintah Gelar HUB.ID Accelerator Summit 2023

Di sisi lain, Nyoman menuturkan turunnya pendanaan startup tak terlepas dari efek tech winter atau situasi perkembangan industri teknologi yang mengalami stagnasi atau terhenti.

"Tech winter masih berjalan, tetapi potensi dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia itu masih relatif lebih baik," jelasnya.

Oleh karena itu, Nyoman menyebut gelaran HUB.ID Accelerator x Nex-BE Fest 2023 dan HUB.ID Summit x Nexticorn 2023 dilakukan untuk memfasilitasi ekosistem startup digital di Indonesia.

Nyoman menuturkan, HUB.ID Summit akan melibatkan 80 perusahaan startup. Berdasarkan pengalamannya pada penyelenggaraan tahun lalu, dia menyebut 800 matchmaking tercapai.

"Tahun lalu ada 80 startup yang tergabung di HUB.ID Summit, 800 pertemuan matchmaking yang bisa kita capai. Dan harapannya kalau pun tahun ini bisa dilaksanakan, penurunannya enggak terlalu banyaklah," tandasnya.

Sementara itu, Founding Board Member Nexticorn Foundation, David Rimbo membenarkan situasi tech winter tersebut. Meski begitu, dia menegaskan bahwa Indonesia relatif lebih baik.

Adapun situasi yang menyebabkan terjadinya hal tersebut, kata David, adalah adanya proses transisi ekonomi biaya rendah dan suku bunga yang tinggi. Di sisi lain, juga kemungkinan adanya inflasi dan resesi.

"Ditambah dengan risiko inflasi tinggi dan kemungkinan antisipasi kemungkinan terjadinya resesi. Jadi, itu adalah situasi makro yang kita tidak bisa hindari," tandasnya.

Baca Juga: 6 Startup East Ventures Masuk Daftar Forbes Asia 100 to Watch 2023

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: