Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Ingin Berdialog dengan Trump: Tak Ada Pemenang dalam Perang Dagang

China Ingin Berdialog dengan Trump: Tak Ada Pemenang dalam Perang Dagang Kredit Foto: Reuters/Aly Song
Warta Ekonomi, Jakarta -

China baru-baru ini kembali menegaskan komitmennya dalam membuka pintu negosiasi soal kebijakan tarif dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

Perdana Menteri China, Li Qiang mengatakan bahwa pihaknya mendorong adanya dialog daripada konfrontasi dalam menyelesaikan sengketa perdagangan yang terjadi antara Beijing dan Washington.

Baca Juga: Northvolt Bisa Diselamatkan, Peluang Eropa Saingi Industri Baterai Mobil Listrik China Masih Terbuka

Hubungan Trump-Xi menurutnya tengah berada dalam titik krusial dan kedua negara harus mengutamakan kerja sama yang saling menguntungkan dibandingkan persaingan yang merugikan baik terhadap China maupun AS.

"Tidak ada pemenang dalam perang dagang. China menyambut perusahaan asing, termasuk dari AS, untuk berbagi peluang ekonomi di negara ini," ujar Li, saat  pertemuannya dengan Senator AS Steve Daines, dilansir dari Associated Press, Senin (24/3).

Li juga menegaskan bahwa pemerintah China akan menangani keluhan bisnis asing dan memperlakukan semua perusahaan secara setara.

Adapun Senator Steve Daines menjadi sorotan karena ia adalah seseorang yang dikenal sebagai pendukung dari Trump.

Dikabarkan, Daines membawa dua agenda ke China. Agenda tersebut adalah untuk menekan pemerintah setempat guna menghentikan ekspor prekursor fentanyl sembari menyampaikan soal ketegangan dagang dari China-AS.

Trump diketahui telah mematik konflik ekonomi antara kedua negara dengan memberlakukan tarif 20% terhadap produk impor dari China. Beijing membalas hal tersebut dengan tarif 15% pada produk pertanian AS.

Baca Juga: China Fokus Tarik Investasi Asing, Ajak Industri Lawan Manuver Trump

Trump juga telah menerapkan tarif untuk aluminium dan baja sebesar 25% serta berencana menerapkan tarif "resiprokal" yang akan diumumkan pada 2 April di 2025.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: