Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Starlink Berpotensi Topang Pertumbuhan Ekonomi Digital di Daerah Terpencil Indonesia

Starlink Berpotensi Topang Pertumbuhan Ekonomi Digital di Daerah Terpencil Indonesia Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Industri telekomunikasi Indonesia siap menyambut kehadiran Starlink, inovasi terbaru yang diluncurkan oleh Elon Musk untuk memperluas jaringannya. Starlink kemudian menjadi topik hangat dalam pembicaraan tentang bagaimana prospek industri dalam jasa telekomunikasi secara keseluruhan di Indonesia.

Dalam menghadapi kehadiran Starlink, banyak orang bertanya-tanya bagaimana dampaknya terhadap industri telekomunikasi yang sudah ada di Indonesia. Starlink, yang berfokus pada teknologi antena satelit, berpotensi mengubah cara kita mengakses internet.

Robertus Hardy, Head of Research Team & Strategist PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menjelaskan bahwa spesifikasi Starlink dibuat seperti antena satelit yang digunakan sebagai penerima sinyal internet.

Baca Juga: MTEL Tunjukkan Ketahanan Bisnis yang Kuat di Tengah Konsolidasi Industri Telekomunikasi

“Dengan bentuk antena yang mirip antena parabola, pengguna dapat menerima koneksi internet yang cepat dan andal. Wifi box juga disediakan untuk mendistribusikan koneksi ini ke perangkat-perangkat dalam rumah,” jelas Robertus, dikutip dari kanal Youtube Mirae Asset Sekuritas pada Selasa (5/9/2023).

Dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina yang telah menerima Starlink tanpa adanya batasan segmen pengguna, Indonesia sepertinya akan mengadopsi model yang mirip dengan yang telah diterapkan di Australia. 

“Australia telah memberikan izin kepada Starlink untuk beroperasi di negaranya sejak Juli 2023, dan mereka menjalin kemitraan dengan salah satu operator telekomunikasi terbesar di Australia, Telstra,” ujar Robertus.

Dalam rencana ekspansi ke Indonesia, Starlink sudah dilakukan secara terukur dan diberikan izin oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk masuk melalui salah satu anak usaha dari Telkom Group, yaitu Telkomsat.

Daerah operasional Starlink di Indonesia akan dibatasi, terutama hanya untuk daerah terpencil seperti pedesaan, daerah perkebunan, dan daerah pertambangan, sehingga banyak memberikan manfaat bagi daerah tersebut.

“Ini kita melihat akan memberikan manfaat kepada daerah-daerah yang sebelumnya sulit dijangkau oleh infrastruktur telekomunikasi tradisional,” tuturnya.

Menurut Robertus, Starlink berpotensi menjadi penopang pertumbuhan ekonomi digital, terutama di daerah-daerah terpencil. Dengan meningkatkan konektivitas internet di wilayah-wilayah ini, Starlink dapat memberikan dorongan signifikan bagi perkembangan bisnis dan layanan digital di Indonesia.

Dengan batasan operasional yang ada dan kerja sama dengan pemain lokal seperti Telkomsat, keberadaan Starlink di Indonesia tidak dianggap sebagai ancaman. 

“Saya ngeliatnya tidak ada kemungkinan dalam waktu dekat ini keberadaan Starlink di Indonesia dianggap sebagai suatu ancaman yang cukup berarti karena daerah operasionalnya dibatasi dan juga bermitra dengan local player, yaitu Telkomsat, anak usaha dari Telkom group,” terangnya.

Baca Juga: Elon Musk Bakal Sambangi Jakarta Akhir September, Bahas Investasi Tesla hingga Starlink

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: