Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Synology Ungkap Strategi Ampuh Hadapi Insiden IT di Industri Manufaktur

Synology Ungkap Strategi Ampuh Hadapi Insiden IT di Industri Manufaktur Kredit Foto: Synology
Warta Ekonomi, Jakarta -

Baru-baru ini, perusahaan manufaktur besar di skala global mengalami henti produksi selama satu hari karena kapasitas penyimpanan pabrik tidak mencukupi. Kejadian ini berdampak pada sepertiga produksi global.

Meski dikonfirmasi bahwa hal ini bukan disebabkan oleh serangan siber yang mengenkripsi atau merusak data, tetapi kerugian bisnis yang ditimbulkan sangat signifikan.

Insiden ini dapat menjadi pelajaran untuk pelaku bisnis dalam mempertimbangkan berbagai risiko yang dapat mengganggu operasi bisnis, seperti kerusakan peralatan, kesalahan operasional manusia, atau serangan siber.

Baca Juga: Kominfo Gelar HUB.ID-Nex-BE, Sinergi untuk Percepat Pertumbuhan Ekonomi Digital

Sebagai langkah awal, sebaiknya tinjau kembali infrastruktur IT internal perusahaan untuk meminimalkan kerugian bisnis saat insiden terjadi.

Berdasarkan pengalaman dalam menyediakan solusi untuk perusahaan di seluruh dunia, Synology menyarankan perusahaan terutama di industri manufaktur untuk mempertimbangkan beberapa langkah berikut:

1. Menggunakan Konsep High-availability untuk Sistem Produksi Krusial

Untuk perangkat yang sangat berpengaruh pada sistem produksi utama, Synology menyarankan mengadopsi konsep high-availability atau penggunaan arsitektur dengan keandalan tinggi. Hal ini dapat mencegah gangguan operasional akibat kegagalan perangkat keras.

2. Membangun Platform Pemantauan Terpusat untuk Mengawasi Sistem

Selanjutnya, perusahaan bisa mendirikan sebuah platform untuk memantau sistem secara terpusat. Hal ini dapat membantu perusahaan memantau kinerja dan penggunaan kapasitas penyimpanan dalam waktu nyata, sehingga dapat mengirim peringatan kepada administrator sistem sebelum insiden terjadi.

3. Melakukan Pencadangan Data

Backup memberikan peluang bagi perusahaan untuk sepenuhnya memulihkan data, baik akibat kerusakan perangkat, kelalaian manusia, atau serangan siber. Disarankan bagi perusahaan untuk menentukan waktu layanan maksimal yang dapat ditoleransi saat terjadi gangguan dan berapa banyak data yang dapat hilang, kemudian menerapkan solusi backup dan pemulihan yang sesuai.

Strategi backup 3-2-1 dapat menjadi pilihan, di mana data penting harus dicadangkan dalam tiga salinan yang disimpan di dua media berbeda, dengan satu salinan tersimpan di lokasi remote. Selain itu, serangan ransomware juga dapat menyerang data cadangan. Oleh karena itu, penting juga bagi perusahaan untuk menerapkan konsep immutable pada data cadangan sehingga tidak dapat diubah atau dihapus oleh pihak tidak berwenang.

4. Mengadakan Latihan Pemulihan Data Secara Berkala

Memiliki backup data saja tidak cukup. Perusahaan perlu mempersiapkan rencana tanggap insiden dan melakukan latihan pemulihan data secara rutin agar memastikan data dapat dipulihkan dengan cepat ketika diperlukan.

Dalam beberapa tahun terakhir, ketahanan bisnis telah menjadi salah satu kekhawatiran utama bagi pelaku bisnis di dunia, terlebih Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan transformasi digital, ketahanan sistem IT juga semakin penting. Synology menyarankan pemilik bisnis dan profesional IT untuk mengevaluasi kembali ketahanan sistem perusahaan mereka dalam menghadapi insiden yang semakin meningkat.

Baca Juga: Bagaimana ChatGPT Dapat Jadi Pawang Pelindung Keamanan Siber?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: