Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mata Siswi SD di Gresik Buta Permanen Usai Ditusuk Kakak Kelasnya, Kemen-PPPA Berikan Pendampingan

Mata Siswi SD di Gresik Buta Permanen Usai Ditusuk Kakak Kelasnya, Kemen-PPPA Berikan Pendampingan Kredit Foto: Rena Laila Wuri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPPA) mengecam terjadinya kasus anak SD berinisial SAH yang mengalami kebutaan setelah matanya ditusuk dengan tusukan pentol di Gresik, Jawa Timur.

Pelaku melakukan hal tersebut lantaran korban tidak memberikan uang yang diminta oleh pelaku. Atas kejadian ini, Kemen-PPPA segera melakukan koordinasi dengan beberapa pihak terkait dan memastikan bahwa korban mendapatkan pendampingan yang terbaik.

“Akibat ditusuk matanya oleh pelaku, korban mengalami kerusakan pada saraf matanya, sehingga mengakibatkan korban tidak bisa melihat. Saat ini korban sedang menjalani pengobatan rawat jalan di rumah sakit, sehingga perlu istirahat total dan diberikan penguatan oleh keluarga agar anak bisa melalui proses pengobatan dengan baik. Kami di Kemen-PPPA terus melakukan koordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Gresik dan UPTD PPA Jawa Timur untuk informasi perkembangan kasusnya, serta memantau proses hukumnya,” ujar Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kemen-PPPA, Nahar dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa (19/9/2023).

Baca Juga: Tega! Bocah Kakak Beradik di Langkat Diperkosa Kakek dan Pamannya, KemenPPPA Buka Suara

Nahar mengungkapkan setelah mendapatkan informasi atas kejadian tersebut, Kemen-PPPA melalui Tim SAPA Kemen-PPPA segera berkoordinasi dengan UPTD PPA Gresik dan UPTD PPA Provinsi Jawa Timur untuk memastikan penanganan serta pendampingan yang diberikan kepada korban.

“Pihak UPTD PPA Gresik telah melakukan pendampingan awal, dan pendampingan tersebut terus dilakukan hingga saat ini. UPTD PPA Provinsi Jawa Timur akan meneruskan laporan ini ke Polda Jawa Timur untuk percepatan kasus karena kasus terjadi sudah sejak Agustus 2023. UPTD PPA Gresik dan UPTD PPA Provinsi Jawa Timur juga akan terus melakukan pendalaman kasus,” tutur Nahar.

Sebelumnya, berdasarkan laporan yang diterima Kemen-PPPA, diketahui kronologi bahwa korban awalnya sedang duduk di halaman sekolah, kemudian pelaku yang diduga merupakan kakak kelas korban mendekati dan menarik korban ke lorong sekolah. Korban dimintai uang sebesar Rp7.000 oleh pelaku, tapi korban tidak memberinya.

Setelah itu, pelaku menutup mata kiri korban dengan tangan, menusuk mata kanan korban dengan tusukan pentol, kemudian pelaku kabur. Saat pulang sekolah, korban menceritakan yang terjadi kepada ayahnya. Ayah korban melihat ada luka di mata korban dan baju seragam korban. Selanjutnya, ayah korban segera membawa korban ke rumah sakit.

“Kasus tersebut sudah dilaporkan ke Polsek Menganti dan Polres Gresik. Sebelumnya, orang tua korban sudah meminta rekaman CCTV kepada pihak sekolah, namun tidak diberikan oleh pihak sekolah. Kemudian, rekaman CCTV juga diminta oleh pihak kepolisian, namun rekaman pada tanggal tersebut tidak tersedia,” ujar Nahar.

Terkait kondisi korban, Nahar mengatakan bahwa kondisi anak saat ini sedang melakukan perawatan fisik, sehingga perlu istirahat total dan diberikan penguatan oleh keluarga agar anak bisa melalui proses pengobatan dengan baik. Korban membutuhkan pendampingan psikologi karena ada kecenderungan perilaku menarik diri. Selain itu, juga ada indikasi trauma, sehingga diperlukan penanganan psikologi untuk menurunkan dampak psikologis akibat peristiwa yang dialaminya.

Pihak keluarga perlu mendampingi dan memantau anak di lingkungan keluarga maupun sekitarnya, serta perlu meningkatkan komunikasi positif dengan anak agar anak bisa terbuka dan mengekspresikan emosi yang saat ini dirasakan. Hal ini bisa membantu anak dalam proses pemulihan fisik dan psikisnya.

“Pihak sekolah juga perlu meningkatkan kewaspadaan dan monitoring terkait kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa dan siswi yang ada di lingkungan sekolah, sehingga kekerasan pada anak dapat dicegah,” ujar Nahar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: