Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Didukung PHE, Mantan TKI Mampu Sulap Pesisir Pantai Jadi Destinasi Wisata

Didukung PHE, Mantan TKI Mampu Sulap Pesisir Pantai Jadi Destinasi Wisata Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Warta Ekonomi, Surabaya -

Sosok Muhamamad Sahril (52) merupakan local hero asal Desa Labuhan Sepulu, Kecamatan Tanjungbumi, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur yang berhasil merehabilitasi mangrove dan terumbu karang di daerah pesisir yang kini menjadi Taman Wisata Laut Labuhan, Bangkalan Madura . Destinasi wisata tersebut kini mulai dikunjungan banyak wisatawan lokal hingga wisatawan asing. Bahkan lokasi wisata mangrove ini menjadi salah satu andalan destinasi wisata paling pesona di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.

Menurut Sahril, keberhasilan merehabilitasi mangrove dan terumbu karang untuk dijadikan tempat wisata pesisir laut ini berkat dukungan penuh dari warga yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan bantuan dari perusahaan minyak dan gas bumi Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO). Wisatawan lokal maupun wisatawan asing bisa menikmati destinasi wisata ini, yang luas lahan alami tingkat kekritisan mangrovenya, mencapai 17,5 hektare.

Selanjutnya di tahun 2014, kata Sahril, PHE WMO mengajak masyarakat untuk melakukan konservasi mangrove dengan menanam di awal sebanyak 17 ribu bibit mangrove dan cemara laut.

Baca Juga: Saatnya Bergandeng Tangan Untuk Mendukung PHE Produksi Minyak 1 Juta BOPD

"Adanya Pokdarwis yang diberi nama Payung Kuning ini memiliki peran penting dalam perawatan pada konservasi dan tranplantasi terumbu karang yang rusak parah akibat maraknya penggunaan alat tangkap jenis cantrang yang tidak ramah lingkungan bawah laut," tegas Sahril saat berbincang bersama Warta Ekonomi beberapa waktu lalu.

Pria mantan TKI ini mengatakan, Desa Labuhan yang kini menjadi desa ekowisata dengan nama Taman Pendidikan Mangrove ramai dikunjungi wisatawan, baik lokal ataupun mancanegara, yang ingin melihat langsung keindahan wisata yang berdiri sejak tahun 2013 lalu tersebut.

"Sejumlah peneliti pun kerap datang karena pada bulan tertentu tiap tahun ada burung Eropa yang bermigrasi, pasti singgah ke hutan mangrove desa kami," ungkap Sahril

Kesejahteraan Masyarakat Terangkat

Sahril mengungkapkan pula, saat ini ada banyak spesies ikan yang bisa ditemukan di terumbu karang, ada ikan putihan yang nilai jualnya cukup tinggi, cumi-cumi, dan rajungan. Hasil tangkapan ikan diakuinya semakin banyak.

“Jenis ikannya banyak dan besar-besar. Masyarakat di sini kan ada yang cara mengambil ikannya dengan tradisional dengan memancing. Nah, kalau memancing di karang itu, bisa dapat ikan putihan sampai 15 ekor. Satu ekor besarnya bisa mencapai 2-3 kilogram. Cumi juga banyak. Hasil tangkap yang menggunakan jaring juga semakin banyak, dulu sekali melaut mungkin hanya sekitar 10 kilogram, sekarang bisa sampai 25 kilogram,” ungkapnya.

Selain itu, kata Sahril, Pokdarwis telah berhasil mengolah biji mangrove menjadi kopi yang memiliki nilai jual tinggi. Lantaran masih berdasarkan pemesanan, produksi kopi ini masih belum banyak. 

“Kalau potensinya, di sini banyak karena kopi mangrove ini dihasilkan dari biji mangrove jenis avicennia yang cukup banyak di sini, mencapai 2 hektare,” pungkas Ketua Pokdarwis ini.

Baca Juga: Sekilas tentang Inovasi Jiwa Group, Kopi Sejuta Jiwa dengan Sepeda Listrik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: