Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kawasan Bandung Timur Makin Seksi di Mata Investor

Kawasan Bandung Timur Makin Seksi di Mata Investor Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Kawasan Bandung Timur telah menarik perhatian investor dalam beberapa tahun terakhir. Faktor seperti infrastruktur yang berkembang dan peluang pasar yang luas menjadi alasan kawasan ini tetap menarik di mata investor.

Kawasan Bandung Timur bermetamorfosis menjadi sebuah kota modern sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung dan sekitarnya. Deretan infrastruktur sudah dan akan segera dibangun untuk mewujudkannya.

Saat ini, Bandung Timur memiliki beragam fasilitas infrastruktur yang mendukung kehidupan sehari-hari dan perkembangan wilayah tersebut. Beberapa fasilitas infrastruktur yang tersedia di Bandung Timur, di antaranya terhubung jaringan transportasi seperti jalan Tol Cipularang, Tol Padaleunyi, dan jalan arteri lainnya yang menghubungkan Bandung Timur dengan wilayah lain di Jawa Barat.

Baca Juga: Selesai Bangun Gudang Fantantis, Startup Restock Langsung Ekspansi ke Bandung

Bahkan telah hadir Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di kawasan Tegalluar yang dinilai mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi setempat.

Menteri BUMN Erick Thohir mengaku optimis operasional KCJB mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat lantaran menumbuhkan pusat-pusat ekonomi baru. Erick berharap hal ini menjadi awal dari pembangunan kota baru hingga menekan kemacetan di Kota Bandung karena adanya migrasi warga ke Tegalluar.

“Kehadiran kereta cepat ini akan membawa pertumbuhan ekonomi yang sangat signifikan di Jawa Barat, selain memudahkan masyarakat dengan melewati tiga stasiun Karawang, Padalarang, dan Tegalluar,” kata Erick melalui akun Instagram pribadinya, dikutip Senin (25/9/2023).

Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana memindahkan pusat pemerintahan ke Tegalluar. Itulah yang kemudian menjadi pengembangan yang lebih luas lagi yang nantinya Tegalluar akan menjadi kawasan strategis dan masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung.

Dalam RPJMD tersebut disebutkan bahwa Tegalluar disebut sebagai kawasan strategis cepat tumbuh dan berpengaruh pada ekonomi Kabupaten Bandung.

"Penetapan ini didasari oleh potensi ekonomi kawasan yang akan berpengaruh secara regional terhadap ekonomi Kabupaten Bandung, khususnya bagian Timur dengan adanya pembangunan infrastruktur strategis di kawasan tersebut," demikian tertulis dalam dokumen RPJMD tersebut.

Sebenarnya selain Tegalluar, ada dua opsi lokasi lain yang masuk dalam radar Pemprov Jabar sebagai pusat pemerintahan Jawa Barat yang baru, yakni Kota Raya Walini, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat dan Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka. Namun, akhirnya dipilih Desa Tegalluar karena posisinya yang dinilai strategis.

"Potensi Tegalluar bagus karena simpulnya di situ. Hendak ke Cisumdawu di situ, ke Jakarta, Tol Cileunyi-Garut-Tasikmalaya (Getaci), kereta cepat juga di situ. Jadi kawasan ini sangat strategis. Dari situ ke Stadion GBLA juga tinggal menyeberang, ke Masjid Al Jabbar cuma lima menit," kata mantan Gubernur Jabar Ridwan Kamil.

Selain kereta cepat, Jasamarga Metropolitan Tollroad (JMT) membuka akses masuk dan keluar KM 149 Tol Padaleunyi bagi pengguna kendaraan golongan 1 non-bus. Pembukaan akses ini merupakan tindak lanjut dari Surat Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR perihal Fungsional Lanjutan Akses Km 149 Jalan Tol Padalarang-Cileunyi.

Pembukaan ini dilakukan sebagai upaya peningkatan pelayanan bagi pengguna jalan, juga sebagai tambahan alternatif akses menuju destinasi populer di Jawa Barat, khususnya di Gedebage, seperti Masjid Raya Al-Jabbar dan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).

Sedangkan untuk mewujudkan kota modern di kawasan Bandung Timur, terdapat kawasan terpadu Summarecon Bandung yang kian lengkap dengan hadirnya fasilitas pusat belanja dan gaya hidup. 

Sesuai namanya, proyek berskala kota, di dalamnya mengintegrasikan hunian dengan beragam fasilitas, mulai dari pendidikan seperti Sekolah Islam Al Azhar dan Science Techno Park ITB. Dari segi bisnis hingga fasilitas komersial ada Setiabudhi Supermarket, fasilitas kesehatan Rumah Sakit Santo Borromeus, termasuk pusat belanja dan gaya hidup, seperti Summarecon Mall Bandung.

President Director Summarecon, Adrianto P Adhi mengatakan kehadiran Summarecon Mall Bandung akan menambah portofolio Summarecon, khususnya dalam bisnis investasi properti. Summarecon sebelumnya berhasil dalam mengelola pusat belanja seperti Summarecon Mall Kelapa Gading, Summarecon Mall Serpong, Summarecon Mall Bekasi, dan Samasta.

"Dengan pengalaman dalam mengelola empat pusat belanja dan gaya hidup terkemuka ini, tentunya akan menjadi bekal dalam menghadirkan Summarecon Mall Bandung yang mendukung gaya hidup modern masa kini masyarakat Kota Bandung, sehingga diharapkan nantinya akan menjadi ikon baru Kota Bandung, khususnya di Summarecon Bandung," jelasnya.

Wilayah Bandung Timur khususnya Gedebage juga mempunyai sejumlah tempat wisata yang menarik untuk dijelajahi. Mulai dari wisata alam sampai wisata religi. Bahkan, bisa jadi alternatif pilihan tempat wisata yang baru. Salah satunya Masjid Al Jabbar yang merupakan landmark baru milik Kota Bandung.

Ridwan Kamil menilai dengan keindahan dan keunikan arsitekturnya, masjid yang satu ini menjadi tempat wisata religi yang menarik untuk dikunjungi. Selain bisa beribadah sambil menikmati keindahan arsitekturnya, di bagian dalam masjid ini terdapat Galeri Rasulullah yang bisa meningkatkan pengetahuan tentang Islam dan Nabi Muhammad.

Galeri Rasulullah ini menampilkan kisah perjalanan Nabi Muhammad dari masa kandungan hingga beliau wafat. Dilengkapi dengan papan informasi, berbagai instalasi, dan dibantu dengan teknologi membuat pengunjung betah berlama-lama sambil merenungi dan belajar tentang kehidupan Nabi Muhammad di masa lalu.

"Selain menampilkan sejarah kehidupan Rasulullah, galeri juga memperlihatkan bagaimana Islam bisa masuk dan perkembangannya di Indonesia dan Jawa Barat secara lengkap," kata Ridwan Kamil.

Kemajuan pembangunan  Bandung Timur pun tidak lepas dari pengembangan kawasan Gedebage.  Sejak beberapa tahun lalu, Pemerintah Kota Bandung telah menyiapkan Perda Rencana tata Ruang Wilayah (RTRW) khusus kawasan Gedebage, yang nantinya disiapkan menjadi pusat kota kedua di Kota Bandung, setelah alun-alun yang berada di kawasan Jalan Asia Afrika.

Hal itu pernah dikemukakan Kasubid Perencanaan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Badan Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Kota Bandung, Andri Heru pada tahun 2020 silam.

“Jadi kan Kota Bandung memiliki dua pusat kota, di alun-alun dan Gedebage. Karena, jika semua dipusatkan di Bandung tengah, tidak memungkinkan,” bebernya.

Menurutnya, dalam revisi Perda RTRW diatur mengenai perubahan pembangunan di kawasan Gedebage. Perubahan yang dimaksud adalah untuk mengakomodasi perubahan dan kebutuhan sesuai program Pemprov Jabar dan pemerintah pusat.

Andri menerangkan, kondisi eksisting kawasan Gedebage memang macet dan rawan banjir. Karenanya, dipikirkan cara untuk mengatasinya. Salah satunya dengan mengembangkan kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Ruang Terbuka Biru (RTB).

Selanjutnya infrastruktur lain yang akan segera dibangun pada tahun 2024 di Bandung Timur  adalah Tol Garut-Tasikmalaya-Cileunyi (Getaci) yang akan membentang sepanjang 108 kilometer dari Gedebage hingga Ciamis. Titik awal tol ini akan terjadi di Junction Gedebage yang dibangun di sekitar Kilometer 149 Tol Padaleunyi.

Infrastruktur lain yang masuk dalam perencanaan adalah pembangunan tol dalam kota atau BIUTR dari Gedebage hingga Ujungberung. Jalan tol ini nantinya diharapkan akan mampu mengurai kemacetan lalu lintas yang sering terjadi di kawasan Gedebage. Tol dalam kota inilah yang akan menghubungkan Tol Getaci dengan jaringan tol dalam Kota Bandung.

"Rencana pembangunan Tol Ujungberung-Gedebage ini sudah masuk agenda lama Pemkot Bandung. Bahkan, hal itu juga sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Bandung terkait dengan rencana pemindahan pusat pemerintahan Pemprov Jabar ke kawasan Tegalluar," pungkasnya.

Baca Juga: Polemik APBN Dijadikan ‘Tambal’ Bengkaknya Biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: