Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ada BMRI hingga PRDA, Ini Sektor Unggulan di Tengah Window Dressing Kuartal 4 2023

Ada BMRI hingga PRDA, Ini Sektor Unggulan di Tengah Window Dressing Kuartal 4 2023 Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berada dalam fase ketidakpastian, para analis keuangan tetap optimis dengan potensi window dressing di kuartal 4 2023.

Window dressing adalah praktik yang umumnya dilakukan oleh investor dan perusahaan untuk meningkatkan penampilan portofolio mereka menjelang akhir tahun. 

Robertus Hardy, Senior Research Analyst PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa kuartal keempat 2023 yang dimulai pada bulan Oktober bisa mencatatkan peningkatan kinerja dari beberapa sektor.

Sektor keuangan, yang mencakup perusahaan seperti PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), memiliki prospek yang cerah. Dia juga mencatat potensi dividend yield yang menarik, yaitu sekitar 5,6% untuk BBRI dan 6,7% untuk BMRI.

Baca Juga: Sentul City Kembali Lepas 155,25 Juta Lembar Sahamnya, Kini Tersisa Berapa?

“Sepanjang periode kenaikan suku bunga, harga saham Bank Mandiri dan BRI menampilkan kinerja yang cukup positif. Kita masih cukup meyakini bahwa suku bunga yang tinggi ini masih akan tetap ditahan dalam waktu yang lebih lama lagi, jadi kemungkinan masih akan ada kinerja yang lebih baik juga,” jelas Hardy, dikutip dalam segmen Morning Meeting Mirae Asset Sekuritas pada Jumat (29/09/2030). 

Adapun sektor consumer cyclicals, yakni PT Ace Hardware Indonesia Tbk. (ACES), juga menunjukkan potensi pertumbuhan. Hardy mengatakan bahwa program seperti weekend deal, flash sale, special online offer, dan diskon di akhir tahun diperkirakan akan mendukung penjualan Ace Hardware di kuartal 4 2023.

“Terlebih lagi, pembatasan pemerintah terkait model bisnis social commerce diyakini akan berdampak positif bagi peritel berbasis fisik seperti Ace Hardware,” lanjutnya.

Sektor non-cyclicals, dengan perusahaan seperti PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN), juga menarik perhatian. Hardy mencatat bahwa kebijakan pemusnahan untuk mengurangi kelebihan pasokan di sektor ini dapat meningkatkan harga broiler ke depannya. Selain itu, penurunan tren harga bahan baku utama seperti soybean meal juga mendukung kinerja perusahaan ini.

Lebih lanjut, sektor energi seperti AKRA dan HRUM, menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan. HRUM diuntungkan oleh musim kering atau El Nino yang membuatnya menjadi favorit para penambang batubara untuk meningkatkan produksinya. 

“Faktor yang sangat penting adalah agresivitas dari ekspansi HRUM ini ke bisnis nikel, yang kita tahu sudah meningkatkan kepemilikannya di beberapa anak usaha nikel. Diharapkan memberikan kontribusi yang lebih besar,” ujarnya.

Di sisi lain, AKRA dapat mengandalkan kontribusi penjualan lahan yang diperkirakan mencapai lebih dari 15% hingga 27% di akhir tahun ini. Meskipun bisnis utamanya masih berfokus pada distribusi BBM dan chemical, potensi pertumbuhan dari bisnis lahan industri AKRA dinilai cukup besar.

“Sebenarnya di tahun lalu, itu kontribusinya tidak sampai 3%, tapi di tahun tahun ini  terhadap konsolidasi AKRA secara seluruh keseluruhan kontribusinya bisa mencapai hampir 30%,” bebernya.

Selain itu, sektor industri seperti PT United Tractors Tbk. (UNTR), memiliki potensi dividend yield sekitar 3,2% di bulan Oktober. UNTR juga terlibat dalam upaya mengimbangi karbon emisinya dengan akuisisi PT Arkora Hydro dan berpartisipasi dalam transaksi bursa karbon, menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan.

Hardy mengatakan bahwa PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) dari sektor basic material juga berpotensi menunjukkan pertumbuhan yang baik pada kuartal 4 2023. Indocement memiliki pangsa pasar yang besar, yang dapat mempertahankan keunggulannya di pasar semen yang kompetitif.

“Secara keseluruhan, Indocement masih ada pertumbuhan baik secara month-on-month maupun year-on-year di bulan Agustus. Ke depan pun kita masih meyakini bahwa bulan September masih akan ada pertumbuhan yang signifikan karena sepanjang sejarah bulan September itu masih menjadi periode terbaiknya (Indocement) dalam setahun berjalan,” tutur Hardy.

Terakhir, sektor kesehatan ada PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) yang berpotensi besar meningkatkan kinerja di kuartal 4 2023. Prodia mencatat kinerja yang lebih baik dibandingkan sebelum pandemi, dengan pendapatan dan profitabilitas yang meningkat. 

“Secara valuasi menurut kita masih di level yang cukup menarik untuk bisa dipertimbangkan sebagai salah satu pilihan investasi,” tutup Hardy.

Baca Juga: Turun Gunung Stabilkan Harga Beras, Erick Thohir: Stok Nasional Aman

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: