Startup Ula Bekingan Jeff Bezos Lakukan PHK, Kini Alihkan Fokus Bisnis
Platform jual beli bisnis ke bisnis (B2B) Ula yang dibekingi Jeff Bezos baru-baru ini mengumumkan pemutusan hubungan karyawan (PHK) atau layoff dan memutuskan untuk mengalihkan fokus bisnis dari fast moving consumer goods (FMCG).
Dilansir dari keterangannya pada Kamis (5/10/2023), Ula sempat bertahan di kala pandemi, tapi perusahaan ini harus “mengkalibrasi ulang fokus kami terhadap keberlanjutan ekonomi jangka panjang,” sebut perusahaan tersebut dalam keterangan resminya.
Sementara itu, para karyawan yang di-layoff Ula akan mendapatkan dukungan-dukungan berupa pesangon, dukungan karier, dan dukungan imigrasi yang dirinci sebagai berikut.
Baca Juga: Meski Raup Untung Sejak 2022, Hypefast Malah Lakukan PHK 30% Karyawannya
Pertama, pesangon yang diberikan secara adil dengan persyaratan hukum negara setempat. Perlu diketahui, Ula memiliki kantor yang berbasis di Indonesia, Singapura, dan India.
Kedua, dukungan karier berupa panduan CV dan memanfaatkan jaringan Ula untuk langkah selanjutnya.
Ketiga, dukungan imigrasi dari Ula, untuk karyawan perusahaan yang memegang visa. Dukungan ini berlaku bagi karyawan Ula yang bekerja di negara-negara tempat Ula berada.
“Kami melihat ini bukanlah tujuan akhir, tetapi sebagai jeda—sebuah kesempatan untuk mengambil hikmah dan menerapkannya di masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan,” ujar Ula dalam keterangannya.
Sebagai platform B2B, Ula memulai perjalanannya untuk mendistribusikan barang FMCG secara komprehensif untuk mengirimkan barang kebutuhan sehari-hari ketika penyedia lain tidak menentu atau tidak tersedia. Perusahaan ini juga mengirimkan barang dengan berbagai pilihan dan harga terjangkau untuk menarik pengecer terkecil di Indonesia.
Hadirnya Ula terhadap pengecer kecil tersebut, dapat memberikan kesempatan perusahaan untuk berekspansi ke inti perdagangan.
Sayangnya karena Ula mengalihkan fokus bisnis, maka perusahaan ini melakukan PHK dan mengarahkan kembali agar bisnis lebih berskala lebih baik, dengan margin tinggi dan efisiensi modal lebih besar.
“Skala dan kompleksitas model distribusi berbasis inventaris membutuhkan tingkat investasi yang terbukti menantang terutama di tengah-tengah ekonomi digital yang lesu,” tambah pernyataan tersebut.
Didirikan oleh Nipun Mehra pada tahun 2020, beserta tiga pendiri lainnya, Ula memiliki dua unit bisnis lainnya, yakni Teman Ula sebagai perdagangan sosial dan Titik Ula sebagai titik penjemputan Ula dengan memanfaatkan ruang kosong di rumah oleh pengguna.
Dikenal sebagai digitalisasi warung, Ula juga sempat menawarkan opsi pembiayaan pada penggunanya pada akhir tahun 2021.
Baca Juga: Startup Investasi Pluang Lakukan PHK 10% Karyawan di Indonesia, Singapura, dan India
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement