PT Kredit Rating Indonesia (KRI) melihat bahwa Industri Pulp and Paper memiliki outlook yang positif atau diperkirakan mencapai market size sebesar USD 387,54 miliar di tahun 2023 (vs USD 348,32 miliar di tahun 2022) atau tumbuh sebesar compound annual growth rate (CAGR) 1,07%.
Pandangan kami terkait outlook positif dari industri pulp and paper tersebut adalah berdasarkan meningkatnya permintaan terhadap secara global, didorong oleh:
- Meningkatnya perdagangan secara online, yang sangat membutuhkan packaging paper untuk melakukan distribusi.
- Meningkatnya kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan, di mana produk-produk dari kertas yang lebih mudah terurai secara alami semakin banyak digunakan untuk menggantikan produk berbahan plastik.
- Meningkatnya kesadaran untuk hidup lebih higienis, terutama terkait penggunaan kertas untuk penyajian makanan di restoran.
- Pertambahan populasi penduduk dunia.
Rating Analyst PT Kredit Rating Indonesia (KRI), Achmad Sudjatmiko, mengatakan, “Berdasarkan volume, konsumsi pulp yang digunakan untuk menghasilkan kertas printing dan writing, serta untuk packaging paper, diestimasikan meningkat dari 408 juta Mt di tahun 2021 menjadi 476 juta Mt di tahun 2032, dengan packaging paper diestimasikan mendominasi penggunaan pulp tersebut.”
Baca Juga: Sektor Pulp dan Kertas Melambung Tinggi, Dua Emiten Indonesia Ini Jadi Incaran Investor
Berdasarkan riset dari PT Kredit Rating Indonesia (KRI), dari sisi supply, walaupun jumlah supply pulp masih lebih tinggi dibandingkan konsumsi pulp dunia, namun pertumbuhan kapasitas produksi pulp terlihat melambat sejak tahun 2017.
Pada periode tahun 2017-2019 pertumbuhan kapasitas produksi pulp secara global hanya bertambah rata-rata 1,2 juta Mt/tahun, dan di tahun 2020-2021 pertumbuhan kapasitas produksi pulp global hanya tumbuh rata-rata 2 juta Mt/tahun.
Pertumbuhan kapasitas produksi yang melambat dikarenakan adanya pandemi COVID-19 yang menyebabkan tidak adanya penambahan kapasitas baru di tahun 2019 dan 2020. Hal ini menimbulkan naiknya tingkat rata-rata operating rate meningkat dari 90% menjadi 91% di tahun 2026.
Sedangkan dari sisi harga pulp dunia saat ini sudah mulai menunjukkan tanda-tanda recovery setelah sebelumnya turun ke level terendah yaitu di CNY 4.782/ton di Juni 2023, disebabkan oleh tingginya oversupply terutama di wilayah Amerika Utara dan Eropa.
Saat ini tanda-tanda recovery dari harga pulp sudah mulai terlihat, di mana harga pulp per tanggal 16 September 2023 sudah mencapai CNY 5.480/ton. Peningkatan permintaan dari China, sebagai salah satu konsumen terbesar pulp dunia, menjadi salah satu penyebab kenaikan harga tersebut, didorong oleh stimulus dari Pemerintah China seperti penurunan tingkat suku bunga acuan dari 3,55% menjadi 3,45% untuk memicu pertumbuhan ekonomi di negeri tersebut.
KRI, sebagai salah satu lembaga pemeringkatan di Indonesia, telah melakukan pemeringkatan terhadap beberapa perusahaan produsen pulp and paper di Indonesia sejak tahun 2019, di mana pemeringkatan terakhir dilakukan untuk PT OKI Pulp & Paper Mills di tahun 2023, di mana KRI memberikan peringkat irAA- untuk perusahaan.
Baca Juga: Bahlil Tinjau Proyek Hilirisasi Pulp di Riau, Nilainya Tembus Rp33,4 Triliun
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement