Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Warna-warni Cari Penerus Jokowi, Isu Perubahan Iklim Masih Sukar Disentuh Politisi

Warna-warni Cari Penerus Jokowi, Isu Perubahan Iklim Masih Sukar Disentuh Politisi Kredit Foto: Bayu Murhadianto

Menurut Ika, menteri terorkestrasi membawa isu perubahan iklim dalam konteks G20. Sayangnya, lanjut Ika, untuk isu perubahan iklim yang berkaitan dengan dampak ke masyarakat secara langsung seperti ketahanan pangan, air bersih, kualitas udara, masih sangat minim.

“Ini (G20) tinggi banget hampir 349 sedangkan isu berkaitan dengan kesadaran bersama climate change, air bersih dan lain-lain itu cuma 3 persen dari postingan menteri-menteri,” jelasnya.

Baca Juga: Groundbreaking Dipimpin Jokowi, 10 Perusahaan Akan Berinvestasi di IKN

Dari tingkat legislatif pun menurut Ika belum menujukan tingginya minat anggota DPR dalam mengangkat isu perubahan iklim.

“Anggota DPR tadinya kami pikir kalau menteri relatif sesuai dengan agenda global, mungkin DPR bisa lebih membaca isu berkaitan langsung berdampak ke masyarakat,” jelasnya.

“Tapi ternyata lagi-lagi tetap G20 dan berkaitan dengan agriculture dan food security yang berkaitan dengan climate change, 0 atau nggak ada,” tambahnya.

Sementara itu, Jubir Anies Baswedan yang juga jadi narasumber mengatakan isu perubahan iklim masih tergolong isu elite di masyarakat sehingga perlu pendekatan dari tokoh baik di eksekutif dan legislatif dalam mengedukasi atau menginformasi masyarakat salah satunya lewat media sosial.

Climate Change itu isu elite yang susah dicerna, rakyat tidak lihat korelasi langsung dari dampak perubahan iklim dengan realitas hidup mereka, padahal sangat banyak dampaknya,” ujar Surya kepada wartawan.

Wakil Ketua Partai Gerindra dan Pengusung Capres Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo yang juga hadir sebagai narasumber mengungkapkan media sosial tidak bisa jadi satu-satunya tolok ukur menilai aktif tidaknya politisi dalam bersuara mengenai isu perubahan iklim.

“Saya mengatakan bahwa medsos tidak bisa dipakai sebagai gambaran yang jelas karena strategi tiap politisi, partai dan pihak itu beda sekali, targetnya pun pasti beda,” jelasnya.

Baca Juga: Mahfud Sudah Minta Diprioritaskan Ketemu Pak Jokowi

“Ini harus dijelaskan, kalau ambil dar Facebook pasti penggunanya gen x, baby boomer. Kalau Instagram itu milenial, kalau TikTok gen z jadi tidak bisa cuma dipakai satu sisi,” tambahnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: