Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menjelaskan bahwa transisi energi dapat memisahkan antara pertumbuhan ekonomi dan pengurangan emisi.
"Paradigma baru ini diperlukan agar ekonomi Indonesia tumbuh lebih kuat. Di saat yang bersamaan sambil secara bertahap mengurangi emisi karbon," ungkapnya, dalam acara Exhibisi dan Konferensi Transisi Energi, dikutip Kamis (19/10/2023).
Suharso mengatakan, dengan beralih ke sumber energi bersih dan terbarukan, seperti tenaga surya, angin, dan energi nuklir, Indonesia dapat mencapai pengurangan emisi yang signifikan sambil memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat.
Baca Juga: Buka-bukaan Menteri Suharso Monoarfa, Beginilah Great Plan Bappenas di 2024
"Ini merupakan strategi yang penting untuk mencapai tujuan keberlanjutan dan mengurangi dampak negatif perubahan iklim," ujar Suharso.
Dalam kesempatan itu, Suharso lalu mengungkap dua kebijakan dalam pembangunan sektor energi ke depan, yakni ketahanan energi dan transisi energi.
Suharso menyampaikan, arah kebijakan transisi energi saat ini adalah mencapai net zero emission (NZE) di tahun 2060 atau lebih cepat.
Sementara itu, kata dia, kebijakan dalam transisi energi adalah peralihan menuju energi bersih serta mewujudkan transisi dan penyediaan energi yang adil, inklusif dan berkelanjutan.
"Transisi energi memegang peranan penting dalam menghadapi perubahan iklim global," pungkas Suharso.
Baca Juga: Bappenas: Hilirisasi Bikin Boncos APBN, Tapi Bisa Bawa Ekonomi RI Tumbuh Meroket
"Kami berharap, strategi-strategi turunannya dapat dituangkan hingga ke tingkatan pemerintah daerah," sambungnya.
Oleh karena itu, Suharso menekankan, transisi energi ini membutuhkannya kolaborasi lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement