Tutuka menambahkan bahwa sebanyak 11 WK migas non-konvensional yang dikembalikan ke negara tersebut sebenarnya telah dikembangkan sejak lama. Namun, dia menganggap kurang prospektif untuk dilanjutkan ke tahap operasi.
"Sudah lama dikembangkan, tetapi ternyata banyak yang kurang prospektif, sehingga tidak dilanjutkan," ucapnya.
Baca Juga: SKK Migas Berhasil Tambah Cadangan 543,67 MMBOE
Tutuka menjelaskan, berdasarkan pengalamannya, perhitungan tiap geologis akan berbeda-beda. Perhitungan seorang geologis sebelumnya tidak ada secara konseptual dari segi petrol sistem tapi di sisi yang lain bisa mengatakan ini masih prospektif.
"Bisa berbalik dikatakan tidak ada, tapi bisa juga besar. Masih perlu kita tunggu bagaimana tambahan data dari tim subservicenya melakukan kajian," ungkapnya.
Harapannya, setelah dilakukan lagi kajian data oleh ahli yang memilki sisi pandang berbeda, dilelang lagi mampu menambah produksi migas nasional di kemudian hari.
Baca Juga: Bukti Akuntabilitas Pengelolaan Migas, Begini Langkah Kementerian ESDM
"Terminasi ini harapannya dikerjakan kembali dengan tenaga yang baru, expert yang dari sisi pandang yang berbeda dengan tambahan data. Nah, kami sangat berharap ini bisa menambah produksi di kemudian hari," tutupnya
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement