Hoaks Mudah Menyebar, Masyarakat Digital Indonesia Masih Perlu Literasi
Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan webinar Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan dengan tema "Kebal Hoaks Ayo Jadi Netizen Kritis" pada Rabu (25/10/2023).
Kali ini hadir pembicara-pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2023 yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Dosen Teknik Geomatika Unitomo, Yunus Susilo dan Kepala Unit ICT UNDIPA Makassar, Erfan Hasmin, serta Professional Public Speaker, Chika Audhika.
Hoaks masih menjadi musuh masyarakat yang harus diperangi. Keterbukaan informasi dan mudahnya menyebarkan konten melalui media sosial menjadi hal yang turut memudahkan hoaks beredar di masyarakat. Terlebih dengan pengguna internet yang terus bertambah setiap tahunnya.
Baca Juga: Menkominfo Dorong Humas Pemerintah Siapkan Konten Pemilu Damai
Survei dari We Are Social dan HootSuit di awal 2023 menyebutkan bahwa pengguna internet di Indonesia sudah mencapai sekitar 215 juta atau hampir 80 persen dari total penduduk.
Namun data BPS pada 2019 dari tiga subindeks, Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia, subindeks keahlian dengan skor paling rendah walaupun dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan.
Tingginya jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini belum diiringi dengan kecakapan digitalnya.
"Kurangnya literasi digital dan media sosial dapat membuat orang sulit membedakan antara informasi yang benar dan hoaks," Ungkap Kepala Unit ICT UNDIPA Makassar, Erfan Hasmin saat menjadi nara sumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu (25/10/2023).
Ia mengungkapkan, orang yang tidak terampil dalam memeriksa sumber informasi atau menganalisis keaslian isi berita lebih rentan terhadap penyebaran hoaks. Faktor lain yang membuat hoaks mudah menyebar adalah sensasi dan ketertarikan masyarakat pada isu, kesenjangan informasi, keterhubungan sosial dan viralitas.
Orang pun cenderung percaya dengan hoaks jika isinya sesuai dengan opini dan sikap yang dimiliki. "Misalnya memang seseorang sudah tidak setuju dengan kelompok tertentu, produl atau kebijakan tertentu," sambungnya lagi.
Baca Juga: Kominfo Bagikan Kabar Gembira, Publisher Rights Masuk Tahap Akhir!
Ketika ada informasi yang didapat mengafirmasi opini dan sikap tersebut, maka ia mudah percaya. Untuk itu setiap pengguna media digital perlu menghindari hoaks atau berita palsu dengan mengenali ciri-cirinya seperti memeriksa kembali gambar dan video apakah telah dimanipulasi.
Hindari langsung menyebarkannya tanpa memahami dulu apa isinya. Di samping itu periksa sumber beritanya, dengan mengecek apakah media tersebut terpercaya dan akurat dalam memberitakan. Selanjutnya, waspadai pesan berantai seperti yang sering disebarkan melalui WhatsApp dengan tampilan menggunakan hurup besar semua.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui Website literasidigital.id atau event.literasidigital.id, atau akun Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo dan Youtube Literasi Digital Kominfo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Advertisement