Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penjualan Bakrie Sumatera Naik 27 Persen

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) mengumumkan angka penjualan selama 2014 meningkat 27 persen dibanding 2013 meski harga jual minyak sawit mentah (CPO) dan karet turun tajam pada tahun itu.

"Nilai penjualan UNSP sepanjang 2014 mencapai hampir Rp2,64 triliun, naik 27 persen jika dibanding hampir Rp2,08 triliun pada 2013. Ini membuktikan bahwa fundamental bisnis kami sebenarnya tetap kuat untuk terus memacu kinerja," kata Direktur UNSP Andi W Setianto dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Kamis (2/4/2015).

Laporan Keuangan Perseroan per 31 Desember 2014 yang dirilis belum lama ini menunjukkan bahwa emiten perkebunan itu sukses menorehkan kinerja positif di 2014. Laba operasi dan laba kotor UNSP juga naik cukup signifikan.

Menurut Andi, pihaknya telah memantapkan strategi dan kiat jitu untuk terus memacu kinerja. "Hasilnya sudah mulai terlihat sejak awal 2014. Perlahan tapi pasti, kami berhasil melakukan perbaikan dan memulihkan kekuatan fundamental bisnis kami. Hasilnya semakin kelihatan nyata pada laporan keuangan 31 Desember 2014 ini," ujarnya.

Laporan itu menunjukkan bahwa kinerja perseroan memang kian membaik dan positif. Laba kotor meningkat 24 persen dari Rp591 miliar di 2013 menjadi Rp731 miliar di 2014. Perolehan laba operasi juga meningkat hingga 46 persen dari Rp213 miliar menjadi Rp312 miliar.

Menurut dia, catatan positif itu antara lain merupakan hasil dari strategi jitu perseroan melakukan peningkatan produksi sawit dan karet di tengah kondisi harga pasar komoditas sawit dan karet yang masih berada di tingkat yang rendah.

Harga CPO terus melemah sepanjang 2014 sampai ke tingkat terendah 620 dolar AS per ton FOB Malaysia dibandingkan harga sepanjang 2013 yang tingkat terendahnya saat itu tercatat 720 dolar AS per ton. Data pasar menunjukkan harga CPO pernah mencapai tingkat tertinggi 1.200 dolar AS per ton di awal 2011.

Kondisi serupa juga terjadi di komoditas karet. Harga komoditas karet terus melemah sepanjang 2014 sampai ke tingkat terendah 1,6 dolar AS per kg dibandingkan harga sepanjang 2013 yang masih bertahan di tingkat terendahnya 2,5 dolar AS per kg. Data pasar menunjukkan harga karet pernah mencapai tingkat tertinggi 6,2 dolar AS per kg pada Februari 2011.

Dalam jangka pendek, UNSP berhasil fokus pada optimalisasi produktivitas pabrik melalui peningkatan pembelian sawit dan karet dari petani, yang juga sekaligus membantu peningkatan ekonomi mereka.

"Kami akan melanjutkan upaya peningkatan produktivitas aset dan sustainability struktur permodalan yang tercermin di rasio utang yang sehat, mengacu ke 'best practice'," kata Andi.

Melalui unit usaha kerja sama patungan PT ASD-Bakrie Oil Palm Seed Indonesia (ASD-BSP), perseroan juga melakukan inovasi melalui pengembangan bibit unggul yang menghasilkan produksi buah sawit lebih banyak dengan luas lahan kebun yang sama. Bibit unggul ASD-BSP ini berpotensi menghasilkan hingga 40 ton tandan buah segar (TBS) per hektare dibandingkan dengan umumnya 25-30 ton TBS per hektare.

Direktur Utama UNSP, M Iqbal Zainuddin menambahkan strategi fokus ke produktivitas berkelanjutan ini akan lebih banyak lagi dirasakan dampak positifnya dalam jangka menengah dan panjang.

"Kami menjadi semakin optimis, dalam jangka menengah dan panjang perseroan akan kembali bangkit menemukan momentum yang terbaik menjadi salah satu perusahaan perkebunan yang memiliki fundamental bisnis yang kuat," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: