Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Capres-Cawapres Minim Angkat Isu Perubahan Iklim, Parpol dan Caleg Diharapkan Ambil Bagian

Capres-Cawapres Minim Angkat Isu Perubahan Iklim, Parpol dan Caleg Diharapkan Ambil Bagian Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K

Ika mengungkapkan dengan menggunakan empat kata kunci yang dipilih (“lingkungan”, “iklim”, “ekologi”, dan “energi”), ditemukan dalam visi-misi ketiga pasang capres hanya memuat sekitar 1% kata-kata yang terafiliasi dengan kebijakan perubahan iklim dan lingkungan.

Ika menjelaskan alasan pihaknya memilih 4 kata kunci tersebut karena ingin mengambil inti dari isu utama yakni perubahan iklim. Ia tak menampik dalam visi-misi yang dikeluarkan masing-masing pihak, banyak kata yang berkaitan dengan perubahan iklim dan lingkungan seperti air, pagan, dsj, tetapi dalam temuan kali ini, ia ingin fokus pada inti masalah yakni perubahan iklim.

“Kenapa kami ambil intinya? karena asosiasinya untuk perubahan iklim bukan yang lain. Pangan atau pertanian bisa saja masuk tapi jangan-jangan lebih kepada kualitas hidup atau pertanian itu sendiri, jadi yang kita ambil 4 ini yang benar-benar perubahan iklim. Kita fokus pada perubahan iklim saja,” jelas Ika saat dihubungi Warta Ekonomi, Senin (30/10/23).

Baca Juga: Nggak Sampai 2 Persen, Isu Perubahan Iklim Minim Diangkat Capres-Cawapres dalam Visi Misi, Ini Buktinya!

Dari riset yang dilakukan, ditemukan pasangan Ganjar-Mahfud paling banyak mencantumkan keempat kata tersebut yakni sebanyak 47 kata atau sekitar 1,09%, diikuti oleh pasangan Anies-Muhaimin sebanyak 44 (0,6%) dan pasangan Prabowo-Gibran sebanyak 44 kata (0,58%).

Menurut Ika, angka persen tersebut didapat hasil kalkulasi kata yang ditemukan dengan jumlah kata keseluruhan (setelah proses) yang ada pada visi-misi masing-masing kubu.

“Dari situ Ganjar ada 47 kata, tapi karena frekuensi katanya paling dikit 4.302 kata jadi paling tinggi frekuensinya 1.09%, kalau AMIN 44 dan gibran 44. Jadi sebenarnya jumlah katanya nggak jauh beda, cuma karena AMIN dokumennya pajang ternyata 44 itu Cuma 0,6 persen saja kalau gibran 0,58 persen,” jelasnya.

Dari temuan tersebut, Ika mengungkapkan isu perubahan iklim dan lingkungan bukan menjadi prioritas, meski ancaman dan dampak perubahan iklim nyata adanya.

“Mengurangi pemanasan global dan mengatasi aspek perubahan iklim sebenarnya agenda global yang dampaknya dirasakan semua orang, dari desa ke kota. Di kota kita terdampak oleh polusi udara, sementara di pelosok kita merasakan dampak kekeringan dan gagal panen.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: