Kredit Foto: Unsplash/Kanchanara
Harga Bitcoin (BTC) tetap stabil meskipun sempat jatuh dalam awal perdagangan sebelum kembali menguat di Senin (28/4). Pasar nampaknya tengah mencerna data ekonomi terbaru ditambah menyoroti konflik dari India-Pakistan.
Dilansir dari Coindesk, Selasa (29/4), Harga Bitcoin terpantau bergerak dalam kisaran US$94.000 - US$95.000. Namun, aset kripto unggulan ini sempat menembus US$95.000.
Baca Juga: Standard Chartered Sebut Harga Bitcoin Akan Segera Tembus Rp2 Miliar
Adapun CoinDesk 20 Index yang melacak dua puluh kripto berkapitalisasi pasar terbesar (dengan pengecualian memecoin, exchange coin, dan stablecoin), juga bergerak relatif datar dalam periode yang sama.
Co-host Podcast Odd Lots, Joe Weisenthal menyebut bahwa ketidakpastian pasar tercermin dari kenaikan harga emas dan penurunan nilai dolar, hal ini mengindikasikan bahwa investor terus mencari aset safe haven.
Tekanan tambahan datang dari data ekonomi dari Amerika Serikat (AS). Dallas Fed Manufacturing Index anjlok tajam ke -35,8. Ia anjlok jauh di bawah ekspektasi analis yang berada dalam kisaran dari -14,1 dan menjadi angka terburuk sejak masa awal pandemi COVID-19.
"Survey Dallas Fed Manufacturing sangat buruk. Levelnya terendah sejak Mei 2020. Semua komentar membahas soal tarif dan ketidakpastian kebijakan," kata Weisenthal.
Adapun ketegangan geopolitik juga menambah kecemasan pasar. Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif mengklaim bahwa pihaknya akan segera diserang oleh India. Hal ini menyusul serangan teroris di Pahalgam.
Baca Juga: Investor Mulai Lirik Bitcoin Kripto Cs, Dana Masuk Tembus Rp57 Triliun
Baku tembak antara kedua negara dilaporkan terus berlangsung sejak insiden tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement