Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PLN Kian Pede Bangun Ekosistem Kendaraan Berbasis Hidrogen

PLN Kian Pede Bangun Ekosistem Kendaraan Berbasis Hidrogen Kredit Foto: Djati Waluyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo mengatakan, peresmian 21 Green Hydrogen Plant merupakan tahap awal dalam rangka membentuk ekosistem Green Hydrogen di Indonesia. 

Darmawan menyebut, perseroan saat ini akan membangun pilot project ekosistem hidrogen based transportation.

Baca Juga: Optimalisasi Bonus Demografi, Kebutuhan Industri Siap Dipenuhi ITPLN

"Pertama akan dibangun di Senayan tapi juga akan dibangun green hydrogen fueling station di berbagai lokasi sehingga nanti bisa terbangun suatu ekosistem transport yang berbasis green hidrogen," ujar Darmawan dalam peresmian Green Hydrogen Plant, Senin (20/11/2023). 

Darmawan mengatakan, pihaknya akan membangun ekosistem kendaraan berbasis pada hidrogen kemudian juga dari pembangkit listrik tenaga panas bumi kita juga akan segera kita prediksi hidrogen akan dapat berkembang. 

Dengan begitu, perseroan juga mendorong peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) untuk dapat menciptakan ekosistem baru. 

"Kemudian kedepannya tentu saja bagaimana kita bisa skilling up bahwa ini menjadi suatu ekosistem yang baru," ungkapnya. 

Upaya tersebut tak terlepas dari segi keekonomisan penggunaan bahan bakar kendaraan yang berasal dari Green Hydrogen jika dibandingkan dengan Bahan Bakar Minyak (BBM). 

"Pertama Berapa sih biaya nya sudah dijelaskan biayanya bisa kalau menggunakan yang berbasis pada exces capacity biayanya hanya seperlimanya saja kalau dibanding menggunakan BBM biasa," ujarnya. 

Darmawan mengatakan bahwa, jika menggunakan green hydrogen dengan capex yang baru berkurangnya sekitar 35%. Dengan begitu, maka artinya ini mengubah BBM ke Green Hydrogen akan sangat menguntungkan. 

Baca Juga: Lakukan Dekarbonisasi, PLN Dapat Apresasi Komisi VII DPR RI

"Keutuhan minyak di sekitar satu setengah juta barel per hari produksinya hanya sekitar 600.000 artinya sebagian besar impor maka ini mengubah energi impor menjadi energi domestik energi fosil fuel Menjadi bersih karena ini adalah green hydrogen ditambah lagi juga mengubah energi yang mahal menjadi energi yang murah," ucapnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: