Ingin Kembalikan Prinsip Penegakkan Hukum, Anies Baswedan Tak Mau Ada Kriminalisasi Ulama, Oposisi, dan Lawan Politik
Calon Presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan menghadiri acara Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional di Az Zikra Bogor pada Sabtu (18/11/23). Dalam sambutannya, Anies yang ditemani wakilnya Muhaimin Iskandar mengungkapkan pentingnya mengembalikan prinsip penegakan hukum di Indonesia.
Anies menegaskan hukum harus dijadikan sebagai prinsip, bukan sebagai alat politik menghukum pihak lain yang tak sejalan.
Ia menegaskan tak ada lagi kesan kriminalisasi terhadap ulama, oposisi maupun lawan politik.
“Mengembalikan muruah kehidupan bernegara, etika, prinsip penegakan hukum, keadilan harus dikembalikan. Kita melihat pentingnya untuk bisa mengembalikan kewibawaan pengadilan, aparat, dan tidak ada lagikriminalisasi pada siapa pun juga, lawan politik bahkan pribadi tak bersalah termasuk ulama temrasuk oposisi, karena hukum bukan dipakai untuk kepentingan politik tapi dipakai untuk menghadirkan rasa keadilan,” jelas Anies dilihat live di kanal Youtube Islamic Brotherhood TV, Minggu (18/11/23).
Baca Juga: Jokowi Singgung Hak Hidup Rakyat Palestina di APEC Economic Leaders Retreat
Dalam sambutannya Anies mengungkapkan ulama merupakan mitra dari umaro (pemimpin pemerintahan).
“Sebuah kehormatan diundang hadir dalam sebuah ijtima ulama dan tokoh nasional karena bagi kami ulama kiai, habaib bukan hanya panutan, tapi juga referensi dan ini bagai keluarga sendiri. Hari ini kami datang dan hadir bukan sekadar sebagai capres-cawapres tapi kami berdua adalah murid dari kiai, alim ulama yang selama ini menuntut ilmu, hadir untuk mendapatkan petunjuk nasihat dan alhamdulillah kami dapat kesempatan untuk berbagi sedikit yang telah dibekalkan ke kami,” ungkap Anies.
“Alim ulama adalah mitra dari umaro,” tambahnya,
Menurut Anies Ulama jadi mitra pemerintah untuk meminta petunjuk, arahan maupun berkonsultasi dalam setiap langkah yang akan diambil oleh pemimpin.
Ia mencontohkan bagaimana wakilnya, Muhaimin Iskandar yang menurutnya memosisikan ulama sebagai mitra tempat bekonsultasi sebelum memutuskan menjadi Cawapresnya.
Baca Juga: Anies Baswedan Akui Sulit Indonesia Bisa Selesaikan Konflik Israel-Palestina: Jauh Sekali!
“Umaro bukan sebagai lawan apalagi musuh, justru jadi tempat di mana kita mendapatkan nasehat petunjuk, berkonsultasi, dan ini adalah prinsip sebagaimana ketika gus Muhaimin ambil keputusan ia selalu mengumpulkan ulama bertanya berkonsultasi baru langkah diambil,” jelasnya.
Ijtima Ulama Rekomendasikan Anies-Muhaimin
Sementara itu pada malam di hari yang sama, keputusan Ijtima Ulama diumumkan yang mana merekomendasikan paslon Anies-Muhaimin di Pilpres 2024.
"Capres yang direkomendasikan adalah Pak Anies Baswedan dan Pak Muhaimin Iskandar," kata Aziz Yanuar Anggota Steering Committee (SC) Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait:
Advertisement