Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tekan Konsumsi Energi dan Emisi Karbon, Ini yang Dilakukan Shell

Tekan Konsumsi Energi dan Emisi Karbon, Ini yang Dilakukan Shell Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Shell Indonesia berkomitmen mendukung pemerintah untuk melakukan upaya dekarbonisasi demi tercapainya Net Zero Emmission (NZE) di 2060. Salah satu upaya yang dilakukannya ialah dengan memperkenalkan produk cairan pendingin imersi (immersion cooling fluids) untuk menjaga komponen komputer tetap dingin dengan cara yang lebih efisien.

Produk Shell Lubricants yang pertama kali hadir di Indonesia ini bertujuan untuk mengurangi konsumsi energi, air, dan emisi karbon untuk bisnis pusat data (data center) yang sedang mengalami pertumbuhan.

Arie Satyanggoro, Vice President Marketing Lubricants PT Shell Indonesia, mengatakan, produk immersion cooling fluids ini merupakan solusi energi terintegrasi Shell Lubricants untuk mendukung server data dan komponen teknologi informasi (TI) dalam meningkatkan kinerja, efisiensi, dan keberlanjutan. Baca Juga: Hadapi Tantangan Energi, Shell Indonesia Libatkan Generasi Muda

"Terbuat dari gas alam menggunakan proses gas-to-liquid (GTL), produk ini telah dikembangkan selama lebih dari 40 tahun dan ditujukan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi industri sektor pusat data terkait permintaan akses informasi yang lebih cepat dengan cloud computing, media streaming, dan pertumbuhan AI (artificial intelligence), tapi juga harus dioperasikan dengan cara-cara yang ramah iklim (climate-friendly)," ujar Arie dalam pernyataan resminya di Jakarta, Selasa (21/11/2023).

Dia menjelaskan, immersion cooling fluids dari Shell digunakan bersamaan dengan immersion tank, misalnya yang disediakan oleh Gigabyte Technology untuk di Indonesia, dapat meningkatkan efisiensi energi dan penghematan biaya operasional.

"Dibandingkan dengan metode pendinginan konvensional, teknologi immersion cooling dapat meningkatkan performa dari central processing unit (CPU) hingga 40% dan mengurangi konsumsi listrik hingga 48% sehingga dapat menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah," jelasnya.

Industri pusat data telah menjadi salah satu industri yang terus berkembang di Indonesia. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan dalam permintaan pusat data, baik dari segi volume maupun kualitas layanan yang diinginkan oleh pelanggan. Berdasarkan Data Center Indonesia, volume permintaan diperkirakan akan tumbuh dari US$2,06 miliar pada tahun 2023 menjadi US$3,98 miliar pada tahun 2028 dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata (Compound Annual Growth Rate/CAGR) sebesar 14,09% selama periode perkiraan 2023-2028. Baca Juga: PLTS Terapung Cirata Mampu Kurangi 214 Ribu Ton Emisi Karbon Per Tahun

“Upaya menciptakan solusi berkelanjutan ini sejalan dengan strategi Powering Progress kami secara global untuk mempercepat transisi bisnis ke net-zero emission (NZE). Hadirnya teknologi immersed cooling fluids di Indonesia ini akan mendukung industri teknologi yang yerus berkembang seperti untuk pusat data yang merupakan fasilitas berintensitas energi," tutup Arie.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: