Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Hadapan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Ketum PP Muhammadiyah: Jangan Ada UU yang Diputuskan dalam Waktu Singkat!

Di Hadapan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Ketum PP Muhammadiyah: Jangan Ada UU yang Diputuskan dalam Waktu Singkat! Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir berharap ke depannya tak ada lagi Undang-undang yang diputuskan dalam waktu singkat dan terkesan tak mendengarkan aspirasi dan suara rakyat. Hal ini Haedar sampaikan saat dialog publik bersama capres-cawapres edisi kedua di mana Ganjar Pranowo-Mahfud MD dapat kesempatan berbicara di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Kamis (23/11/23).

Menurut Haedar, ada sejumlah UU yang terjadi perbincangan luar biasa di masyarakat dan terjadi tarik ulur.

Namun semua itu terkesan percuma karena ada pihak yang ia bahasakan “Koalisi Kun Faya Kun” di mana semua sudah ditentukan tanpa mempertimbangkan aspek lain seperti suara dari masyarakat.

“Ada sejumlah UU yang kita harus tarik ulur luar biasa dan berakhir dengan tidak ada aspirasi ditampung karena yang diputuskan di DPR hasil dari oligarki koalisi yang “kun faya kun”,” ujar Haedar dalam sambutannya, dilihat dari kanal Youtube UMJ, Kamis (23/11/23).

Baca Juga: Ketimpangan Indonesia Makin Mengkhawatirkan, Anies Baswedan Beber Hal Mencengangkan!

“Setiap uu dikehendaki apa pun jadi, tidak peduli suara Muhammadiyah, NU dan suara masyarakat, padahal kita berkehendak, dengarlah kami. Karena yang kami suarakan demi kepentingan bangsa dan negara, jangan sampai ke depan ada UU yang kemudian diputuskan dalam tempo yang sesingkat singkatnya,” tambahnya.

Haedar juga mengingatkan agar capres-cawapres untuk menyampaikan gagasan atau janji politik yang objektif dengan hitungan rasional alias tak berlebihan.

Menurut Haedar sudah seharusnya segenap masyarakat harus bersiap susah untuk bangsa dan negara, tugas presiden dan wakil presiden lah yang akan memastikan agar kesusahan masyarakat itu tidak berlebihan lewat kebijakan yang akan dibuat.

Baca Juga: Jokowi Singgung Hak Hidup Rakyat Palestina di APEC Economic Leaders Retreat

“Kalau berjanji berjanjilah objektif untuk dan atas nama bangsa. Jangan bikin janji Laa yukallifullaahu nafsan illaa wus'ahaa alias diluar kemampuan,” jelasnya.

“Juga yang kita kehendaki rakyat dan kekuatan masyarakat seperti Muhammadiyah tidak dibikin terlalu susah, susah bolehlah, hidup berbangsa dan bernegara masa nggak mau susah, itu namanya hidup di surga, tapi jangan dibikin terlalu susah,” tambahnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: