Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin menekankan tentang khidmat Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam menguatkan persatuan umat.
“MUI tetap tegas, kalau yang sudah menyimpang itu tidak bisa ditolerir, istilahnya itu inhiraf. Jadi, al-ikhtilaf (perbedaan) ditoleransi, al-inhiraf (penyimpangan) diamputasi,” ujar Ma'ruf dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (2/12/2023).
Ma'ruf mengatakan, meskipun saat ini perpecahan karena khilafiyah itu sudah memudar, MUI selaku pemersatu umat tetap harus menindak tegas apabila ditemukan tanda-tanda keberadaan perpecahan umat akibat penyimpangan. Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin: Pemilu Itu Harus Ada Perbedaan
“Orang tidak lagi kaku dengan masalah-masalah khilafiyah. tetapi, kalau ada penyimpangan, itu tidak dibiarkan,” ujarnya.
Masih terkait khidmat menjaga persatuan, Wapres juga kembali mengingatkan agar dalam menghadapi kontestasi politik Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, MUI bertindak netral dan meredam perpecahan.
"Disinilah peran MUI menjaga supaya bangsa ini tidak terbelah. Saya ingatkan, MUI sebagai lembaga harus netral, tetapi secara prbadi, itu urusan kalian. Kalau tidak, kita khawatir terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. MUI itu penjaga," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Umum MUI Anwar Iskandar mengatakan hal yang senada. Menurutnya, perbedaan pilihan yang timbul dalam demokrasi adalah wajar. Namun, hal ini tidak berarti perpecahan bangsa.
"Pemilu yang akan datang adalah bagian demokrasi yang sudah kita sepakati. Perbedaan itu ada, ya. Akan tetapi perlu kita katakan bahwa politik yang dibangun bangsa ini dengan pilihan-pilihan dan sekat-sekat perbedaan pendapat. Tidak boleh karena perbedaan pilihan dan politik kemudian membelah persatuan bangsa," ujar Anwar.
Dalam rangkaian Mukernas yang berlangsung 1 s.d. 3 Desember ini, MUI mengundang ketiga pasangan calon presiden dan wakil presiden. Baca Juga: MUI Bantah Rilis Daftar Produk Terlarang, Publik Diminta Jangan Bingung
Kendati demikian, ia menegaskan bahwa mereka hanya akan mendengarkan visi dan misi dari para calon pemimpin, dan tidak memiliki kecondongan ke pihak manapun.
"Akan ada capres-capres nanti. Kita hanya ingin mendengar saja. Mendengar itu baik. Tidak berarti kita berubah wajah menjadi politik elektoral, kita tetap politik persatuan," tegasnya
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait:
Advertisement