Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemanfaatan Perpustakaan untuk Mendorong Literasi dan Kreativitas di Bengkulu Selatan

Pemanfaatan Perpustakaan untuk Mendorong Literasi dan Kreativitas di Bengkulu Selatan Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Bengkulu -

Pemanfaatan perpustakaan oleh masyarakat secara masif akan berdampak pada pandangan hidup mereka menjadi baik dan bagus. Provinsi Bengkulu melalui Peraturan Gubernur memberikan kebijakan sesuai arahan presiden untuk meningkatkan indeks literasi masyarakat melalui satu desa satu perpustakaan.

Demikian disampaikan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah ketika meresmikan gedung fasilitas layanan perpustakaan umum daerah Bengkulu Selatan, Kamis, (14/12/2023).

Rohidin menambahkan, literasi jangan hanya dilihat sebagai membaca dan menulis saja tetapi juga sebagai kemampuan menganalisa, mengambil kesimpulan, membandingkan, sehingga dapat mengubah sikap dan perilaku seseorang. 

Kehadiran perpustakaan menurut Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi dapat memberikan lifeskill serta motivasi yang sangat bermanfaat bagi yang ingin mengembangkan diri. 

“Masyarakat dapat memanfaatkan berbagai informasi yang disediakan di perpustakaan baik dalam bentuk tercetak maupun digital,” ujar Gusnan Mulyadi.

Baca Juga: Kunci Mewujudkan Indonesia Emas 2045 Melalui Transformasi Perpustakaan dalam Era Industri 5.0

Adanya perpustakaan adalah jawaban dalam mendukung aktivitas masyarakat mengubah hidupnya. Dan bukan hanya sebagai tempat meminjam buku. Perpustakaan yang megah di Bengkulu Selatan harus dapat medium yang mendorong lahirnya kreatifitas dan produktivitas masyarakat. 

“Masyarakat harus mempunyai literasi yang kuat dan budaya gemar membaca karena hal itu merupakan investasi yang perlu disiapkan,” tambah Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adin Bondar.

Oleh karena itu, Adin menegaskan, perpustakaan sebagai ruang publik diharapkan dapat meningkatkan keterampilan hidup dan berbagi pengalaman. Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi sosial (TPBIS) dapat terjadi jika masyarakat sadar dan itu dapat terjadi melalui membaca.

Sementara itu, pada sesi gelar wicara (talkshow) disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Makrifatul Ilmi K.H. Abdullah Munir, aktivitas membaca merupakan kebiasaan yang baik dapat dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Ajarkan sedari dini membaca agar kelak mereka menjadi orang yang berhasil. 

Baca Juga: Perpustakaan Digital: Menyongsong Era Teknologi dengan Kreativitas Konten Kreator

“Naiknya indeks literasi masyarakat menjadi tanggung jawab bersama untuk membangun negeri ini,” katanya. 

Senada dengan pernyataan Abdullah Munir, Pustakawan Utama Perpusnas Deni Kurnaedi mengatakan pembudayaan kegermaran membaca di lingkup keluarga adalah dengan memberikan contoh kepada anak-anak. Rekreasi atau mengisi waktu luang dengan mengunjungi perpustakaan. Oleh karena itu perpustakaan harus sesuai standar agar dapat melayani masyarakat dengan baik.

Manfaat membaca diakui langsung oleh penulis muda berbakat Latifah Khairun Nisa. Sudah empat karya tulis berhasil ia hasilkan akibat dari kebiasaan membaca yang kemudian dimanifestasikan ke dalam bentuk tulisan novel.

“Dari membaca bisa mendapatkan wawasan yang luas, karena membaca adalah jendela dunia. Sebagai generasi muda harus mempunyai wawasan yang luas,” pungkas Latifah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: