Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Alasan Jokowi Berkunjung ke Jepang

Ini Alasan Jokowi Berkunjung ke Jepang Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan ke Jepang dengan tujuan membahas empat bidang kerja sama, yakni transisi energi, pengembangan mineral kritis, kerja sama maritim, dan pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta.

Sebagai co-inisiator Asian Zero Emission Community (AZEC), Jokowi menekankan pentingnya kerja sama dekarbonisasi sektor supply dan demand, termasuk di sektor industri, pendanaan yang inklusif, dan transfer teknologi rendah karbon. 

Presiden Jokowi mengatakan bahwa Jepang berperan penting membantu ASEAN mempercepat transisi energi, termasuk melalui pembentukan AZEC yang telah diumumkan PM Kishida.

"Kerja sama ASEAN - Jepang juga dapat diarahkan untuk dorong investasi dan alih teknologi rendah karbon, termasuk pengembangan ASEAN Green Supergrid dan pemanfaatan ekonomi karbon," ujar Jokowi dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (19/12/2023). 

Baca Juga: Jokowi Perintahkan Menkes Awasi Detail Perkembangan Covid-19

Selain itu, dukungan dari Jepang juga diperlukan untuk percepatan 3 proyek prioritas dalam skema AZEC yaitu pengembangan Pembangkit Listrik Panas Bumi di Muara Laboh Aceh dengan potensi tambahan kapasitas sampai 140 MW pada unit 2 dan unit 3, serta Pembangkit Listrik Tenaga Sampah 18 MW di Legok Nangka Jawa Barat.

"Dan mohon dukungan percepatan proyek prioritas pembangkit listrik geotermal di Muara Laboh dan waste to energy di Legok Nangka," ungkapnya.

Selain itu, AZEC juga diharapkan untuk membahas kepastian tindak lanjut 12 Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani pada AZEC Public-Private Investment Forum, 3 Maret 2023 lalu di Tokyo yakni MoU antara PT Pupuk Indonesia (Persero) dengan IHI Corporation terkait program green ammonia production and co-firing. Kemudian ada MoU antara PT Pertamina Gas Negara, JGC HD, Osaka Gas, INPEX dengan PT Perkebunan Nusantara terkait program feedstock supply for decarbonizing Indonesia gas grid.

Adapula MoU antara ITOCHU Corporation, Kyushu Electric Power Co., Inc., INPEX Corporation, Medco Power Indonesia dengan Ormat Geothermal Indonesia terkait expansion of Sarulla Geothermal Project.

Selanjutnya, MoU antara PT Pupuk Indonesia Holding Corporation dengan dengan TOYO Engineering Corporation terkait pembangunan pabrik green ammonia di Indonesia.

Baca Juga: Pertamina Gandeng Perusahaan Jepang Demi Dorong Transisi Energi

Dan, MoU antara PT Pertamina Power, New and Renewable Energy (Pertamina NRE) dan Tokyo Electric Power Company Holdings, Incorporated (TEPCO HD) tentang pengembangan green hydrogen dan green ammonia.

Terkait kerja sama mineral kritis, Presiden berharap Jepang dapat mendukung kemajuan hilirisasi industri mineral Indonesia dan kontribusi Indonesia sebagai bagian penting rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV) dunia.

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan agar AZEC fokus kepada bidang kerja sama konkrit yang bisa segera dilaksanakan, yaitu pengembangan transmisi tenaga listrik dan smart grid untuk mendukung energi terbarukan dan peningkatan efisiensi energi di semua sektor, termasuk bangunan gedung dan industri, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2023 tentang Konservasi energi.

Arifin mengatakan, dari kegiatan manajemen energi di industri pada tahun 2022 telah mampu menghemat energi setara 20,4 TWh, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) 11,7 juta ton CO2, dan menghemat biaya bahan bakar Rp 13,4 Triliun.

Baca Juga: Bos PLN Beberkan Program dan Strategi Transisi Energi

"Penghematan energi dan penurunan emisi GRK dapat lebih besar lagi, dengan sasaran utama adalah industri besi dan baja, semen, petrokimia, otomotif, makanan dan minuman, serta tekstil. Kegiatan efisiensi energi juga mampu mengatasi polusi udara akibat pembakaran langsung batubara di industri semen dan besi-baja," ujar Arifin. 

Adapun usulan program unggulan kerjasama efisiensi energi industri dalam AZEC salah satunya adalah Waste heat recovery to power generation, dari proses memanfaatkan sisa heat yang dihasilkan dari proses industry di pabrik semen, besi-baja, dan petrochemical menjadi gas-turbine power generation untuk pemakaian sendiri, kapasitas 1 sd 10 MW.

Elektrifikasi industri yang perlu low to medium temperature heating sd 400 derajat Celcius, termasuk Makanan-Minuman, Automotive, dan Textile untuk beralih dari boiler gas/batubara menjadi electric boiler atau heat-pump. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: