Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masalah Pertanian Menurut Anies Baswedan: Pupuk, Pupuk, Pupuk

Masalah Pertanian Menurut Anies Baswedan: Pupuk, Pupuk, Pupuk Kredit Foto: Andi Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menyoroti masalah sektor pertanian yang selama ini dihadapi oleh para pertani.

Hal ini Anies sampaikan di acara Halaqah & Dialog Kebangsaan Bersama Tokoh Tuban – Bojonegoro pada Jumat (29/12/23).

Menurut Anies ada satu masalah yang kompak disediakan oleh petani sebagaimana yang ia dengarkan selama berkeliling ke sejumlah daerah.

“Di pertanian kesimpulan saya ada 3 masalah, satu pupuk, dua pupuk, tiga pupuk. Ke mana pun pupuk,” ungkap Anies dilihat dari kanal Youtube pribadinya.

Baca Juga: Dahsyat! Kampanye Dialog Anies Baswedan 'Desak Anies' Kalahkan Kampanye 'Gemoy' Andalan Prabowo

Anies mengungkapkan pengentasan masalah pupuk ini akan jadi prioritas dalam kepemimpinannya jika mendapat amanah di Pilpres 2024.

Tak berhenti sampai di situ, Anies mengatakan masalah pupuk sebenarnya bukanlah soalan yang sulit untuk dicarikan solusi, masalahnya selama ini tak ada yang mau serius untuk benar-benar mengatasinya.

“Insya Allah pupuk ini jadi prioritas pertama kita, kita ingin sektor pertanian beres, itu bukan hal sulit tapi tidak ditangani dengan serius,” jelasnya.

Anies menilai selama ini ada mafia yang bertanggung jawab atas mahalnya harga beras tetapi uang yang sampai ke petani tidak banyak dengan harga yang mahal tersebut.

Mafia-mafia itulah yang menurut Anies harus diberantas agar kesejahteraan petani bisa dirasakan langsung.

Mereka para mafia, lanjut Anies, adalah di antara pihak yang tak senang dengan semangat perubahan karena akan mengganggu sumber uang mereka selama ini.

Baca Juga: Investor Asing Belum Ada di IKN, Jokowi: Masa Satu Saja Ndak Ada...

“Itu mafia pupuk, beras, mereka yang akan kita berantas basmi dan hilangkan, supaya petani harga jual gabahnya lebih tinggi, kita yang beli beras di rumah tangga harga berasnya lebih murah, mereka ini yang tidak ingin ada perubahan,” jelasnya.

“Mereka menghambat supaya tidak ada perubahan, dibuatlah fitnah, dibutalah segala macam berita supaya jangan sampai ada perubahan. Harus kita hadapi, kalau itu kita erangi. Kalau ada perubahan mereka tidak bisa hidup, mereka benalunya masyarakat Indonesia, harus dibersihkan,” tambahnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: