Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Beberkan Kinerja APBN 2023, Sri Mulyani: Masih Bisa Jaga Stabilitas Ekonomi

Beberkan Kinerja APBN 2023, Sri Mulyani: Masih Bisa Jaga Stabilitas Ekonomi Kredit Foto: Kemenkeu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) baru-baru ini menyampaikan kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2023 yang dinilai tetap sehat dan terjaga kuat. Dengan kerja keras APBN, perekonomian nasional di tahun 2023 mampu tumbuh 5,05% (Q1-Q3) dengan tingkat inflasi yang terjaga dan terkendali serta tren menurun sepanjang tahun.

Selain itu, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus dalam 43 bulan beruntun, didukung oleh PMI manufaktur Indonesia yang terus berada di zona ekspansif selama 28 bulan berturut-turut.

Baca Juga: Inflasi pada Desember 2023 Tetap Terjaga, Ini Penopangnya!

Akselerasi belanja negara dilaksanakan sebagai wujud dukungan penuh APBN dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat, percepatan pembangunan infrastruktur dan konektivitas, pelaksanaan kebutuhan agenda Pemilu 2024, serta meredam dampak El Nino dan stabilisasi harga.

“Risiko global terjadi itu, alhamdulillah dengan risiko yang terjadi ini, kita masih mampu menjaga stabilitas ekonomi dan APBN kita jadi bukannya risikonya tidak terjadi, tapi risikonya terjadi dengan geopolitik, komoditas yang jatuh, ekspor utama lemah, dan segala macam. Namun, kita masih bisa menjaga stabilitas ekonomi dan APBN kita, inflasi kita juga bisa terkendali rendah,” ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat Konferensi Pers Realisasi APBN 2023 di Aula Mezzanine Kementerian Keuangan, Jakarta.

Kinerja positif pelaksanaan APBN tahun 2023 juga ditunjukkan oleh kondisi fiskal yang semakin sehat ditopang pendapatan negara yang meningkat signifikan. Dalam hal ini, realisasi defisit mencapai 1,65% terhadap PDB atau lebih rendah dari targetnya pada APBN 2023 sebesar 2,84% PDB atau pada Perpres 75/2023 sebesar 2,27% terhadap PDB.

Baca Juga: Ekonomi China Melambat, Kemenperin: Optimisme Pelaku Usaha Industri Non Migas Tetap Terjaga pada Tahun 2024

Hal ini menyebabkan keseimbangan primer berhasil kembali mencapai nilai positif setelah surplus terakhir di tahun 2011. Namun, spillover effect dari pelemahan ekonomi global dan tingginya suku bunga global masih tetap perlu diwaspadai dampaknya di tahun 2024. 

Kinerja Ekonomi Makro

Pada tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong oleh tingkat konsumsi domestik yang stabil dan kinerja positif perdagangan internasional. Namun demikian, dinamika perekonomian global yang masih volatile akibat konflik geopolitik dan lesunya perekonomian RRT masih perlu untuk diwaspadai.

Tingkat inflasi domestik tahun 2023 bergerak moderat dan tetap terkendali seiring dengan menurunnya gejolak inflasi dunia, akibat tingginya harga komoditas pangan dan energi. Inflasi Indonesia diperkirakan berada di kisaran 2,6% didukung oleh kebijakan stabilisasi dan berfungsinya peran APBN sebagai shock absorber. Keberhasilan dalam menjaga supply dan distribusi kebutuhan pangan dan energi nasional, termasuk dengan subsidi dan kompensasi energi berperan dalam menjaga tingkat inflasi.

Baca Juga: Genjot Pertumbuhan Ekonomi, Delapan Program Disiapkan Prabowo-Gibran

Selain itu, rata-rata harga minyak Indonesia (ICP) pada tahun 2023 berada pada kisaran US$78 per barel. Harga minyak Indonesia (ICP) cenderung mengalami fluktuasi di sepanjang tahun 2023 seiring dengan konflik geopolitik yang masih eskalatif, penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia, serta keputusan OPEC+ untuk mengurangi produksi minyak.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: