Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini 7 Topik Kebangsaan dalam Diskusi Anies Baswedan dan Emil Salim

Ini 7 Topik Kebangsaan dalam Diskusi Anies Baswedan dan Emil Salim Capres nomor urut 01, Anies Baswedan melakukan kunjungan ke kediaman pribadi Profesor Emil Salim di Jalan Patra Kuningan, Jakarta Selatan pada Minggu (28/1) malam. Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 terkesan dengan stamina Emil yang kini menginjak usia 93 tahun. | Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Calon presiden nomor urut 01 Anies Baswedan dan tokoh nasional Prof. Emil Salim mendiskusikan tujuh topik penting untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa ke depan.

Anies menyambangi kediaman tokoh nasional, ekonomm senior sekaligus pakar lingkungan hidup Prof. Emil Salim di kawasan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu malam (28/1/2024). Anies didampingi Co-Captain Timnas AMIN Sudirman Said.

Anies menyampaikan bahwa diskusi dengan Prof. Emil bernuansa intelektualitas dan berjalan dua arah. Selain itu, Prof. Emil memberikan beberapa pesan kepada Anies jika diberikan mandat rakyat untuk memimpin negeri ini.

"[Dialog dengan Prof. Emil Salim] sangat kaya dengan nuansa intelektualitas. Dialog [berjalan] dua arah dan ada beberapa pesan dari Pak Emil. Ini akan menjadi pesan yang akan saya bawa ke depan," kata Anies usai berdialog dengan Prof. Emil Salim, Minggu malam (28/1/2024).

Baca Juga: Prabowo-Jokowi Makan Siang Bersama di Magelang, Anies: Semoga Baksonya Enak

Pertama, Prof. Emil memberikan pesan kepada Anies untuk menyelesaikan ketimpangan yang masih terjadi hingga saat ini. Mulai dari titik-titik yang dinilai masih tertinggal selama ini. Kemudian ketimpangan indeks pembangunan manusia (IPM) khususnya Jawa dan luar Jawa serta ketimpangan pembangunan Jawa dan luar Jawa.

Dalam visi dan misinya, untuk mengatasi ketimpangan ini, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) berkomitmen untuk membangun 40 kota di seluruh wilayah Indonesia agar naik kelas menjadi setara dengan Jakarta. Juga visi dalam peningkatan kualitas manusia baik dari sisi pendidikan, kesehatan, dan lingkungan.

Kedua, topik tentang bonus demografi (usia produktif 15-64 tahun lebih besar dibandingkan usia nonproduktif di atas 65 tahun). Indonesia masuk lima besar populasi terbesar dunia, sekitar 278 juta jiwa. 

Sensus penduduk tahun 2020 menunjukkan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) mencapai 191 juta jiwa atau 70,7% dari total penduduk, yang disebut sebagai bonus demografi. Akan tetapi, bonus demografi akan menjadi keuntungan jika kita berhasil mewujudkan generasi muda terdidik dan berkualitas. Jika tidak, ia akan berubah menjadi “tsunami demografi”.

Ketiga, tentang peningkatan skor Program for International Student Assessment (PISA). Skor PISA tahun 2018 menunjukkan penurunan skor di semua area, yaitu membaca, matematika, dan sains. Dalam peringkat Global Talent Competitiveness Index 2022, Indonesia berada di urutan ke-82 dari 133 negara di dunia, di bawah negara tetangga Asean lainnya. Oleh sebab itu, AMIN berkomitmen agar Indonesia investasi serius untuk menaikkan kualitas dan akses pendidikan. 

Keempat, diskusi tentang penanganan krisis iklim dan ekologi. Misi ke-3 AMIN adalah 'Mewujudkan Keadilan Ekologis Berkelanjutan untuk Generasi Mendatang'. Kelima, diskusi tentang pemanfaatan teknologi ke depan untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa. 

Keenam, strategi mewujudkan Indonesia yang mayoritas berpenduduk muslim menjadi masyarakat yang maju. Ketujuh, seluruh elemen bangsa untuk berkomitmen mewujudkan pemilu yang demokratis, jujur, dan adil serta menjunjung tinggi etika dalam berpolitik.

Sudirman Said, Executive Co-Captain Timnas AMIN berharap agar pertemuan ini dapat mendorong semangat seluruh komponen bangsa dalam mewujudkan pesta demokrasi yang beretika, demokratis, jujur dan adil serta bermartabat.

Baca Juga: Anies Baswedan Didoakan Jadi Presiden RI 2024 saat Silaturahmi dengan KH Mahfud Asirun

"Demokrasi di Indonesia dipantau oleh dunia karena posisi penting bangsa ini sebagai penduduk muslim terbesar di dunia. Ini langkah penting bila kita semua ingin kembali menegakkan nilai-nilai luhur berbangsa sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945. Etika menjadi hal penting bagi kita semua, terutama para pemimpin di semua level," kata Sudirman saat mendampingi Anies Baswedan.

Anies menegaskan bahwa Prof. Emil fokus mendiskusikan dan memberikan pandangannya tentang masa depan Indonesia. Selanjutnya, wejangan, pesan, dan pandangan Prof. Emil Salim makin memperkuat AMIN ke depan jika diberikan mandat oleh rakyat untuk memimpin negeri ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: