Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jalan Alternatif Gibran Tumpas Tumpukan Sampah di Solo

Oleh: Moh. Ilyas, Aktivis di Jaringan Pemerhati Lingkungan Indonesia

Jalan Alternatif Gibran Tumpas Tumpukan Sampah di Solo Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tumpukan sampah menjadi masalah serius yang mengancam kesehatan masyarakat, keberlanjutan lingkungan, dan keseimbangan ekosistem. Fenomena ini tidak hanya menciptakan pemandangan yang tidak estetis, tetapi juga menimbulkan sejumlah bahaya yang sering kali diabaikan. Adalah kewajiban kita sebagai masyarakat untuk memahami dan mengatasi bahaya tumpukan sampah yang dapat merugikan kita semua.

Salah satu bahaya utama yang muncul dari tumpukan sampah adalah dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat. Sampah organik yang terurai di tempat pembuangan sampah tradisional menghasilkan gas metana, yang dikenal sebagai gas rumah kaca yang lebih kuat daripada karbon dioksida. Gas ini tidak hanya berkontribusi terhadap pemanasan global, tetapi juga dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti iritasi mata, gangguan pernapasan, dan penyakit kulit. Selain itu, sampah-sampah beracun seperti baterai bekas, elektronik, dan limbah industri dapat merembeskan zat kimia berbahaya yang dapat mencemari air tanah dan merusak kesehatan manusia jika tidak dikelola dengan benar.

Baca Juga: Menelisik Program Revolusioner Gibran Atasi Kemiskinan di Solo

Tumpukan sampah juga menjadi tempat berkembang biak bagi vektor penyakit seperti nyamuk dan tikus. Air yang tergenang di antara tumpukan sampah bisa menjadi tempat bersarangnya nyamuk, yang merupakan penyebar penyakit demam berdarah dan malaria. Tikus, sebagai pembawa berbagai penyakit zoonosis, juga dapat berkembang biak dengan subur di lingkungan tumpukan sampah. Oleh karena itu, tumpukan sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat menjadi sumber penyebaran penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Ketidakmampuan mengelola tumpukan sampah juga memberikan dampak negatif pada lingkungan. Sampah plastik yang tidak terurai dapat mencemari lautan dan ekosistem perairan, merugikan kehidupan laut dan mengancam keberlanjutan ekosistem laut. Selain itu, keberlanjutan ekosistem darat juga terancam karena tumpukan sampah yang meracuni tanah dan air. Ini dapat mengakibatkan rusaknya lahan pertanian, berkurangnya ketersediaan air bersih, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Untuk mengatasi bahaya tumpukan sampah, tentu diperlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, industri, dan masyarakat.

PLTSa di Solo: Jalan Alternatif

Di tengah kompleksitas permasalahan tersebut, muncul sebuah inisiatif luar biasa dari Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengubah paradigma pengelolaan sampah di kota tersebut. Salah satu langkah revolusionernya adalah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), sebuah proyek inovatif yang tidak hanya menyelesaikan masalah sampah tetapi juga menyediakan sumber energi listrik yang berkelanjutan.

PLTSa yang digagas oleh Gibran Rakabuming Raka di Solo memiliki dampak positif yang signifikan terhadap penanganan sampah. Dengan kapasitas mencapai 8 megawatt, PLTSa bukan hanya sekadar tempat pembuangan sampah, tetapi juga menjadi sumber energi yang dapat dimanfaatkan secara efisien. Konsep ini tidak hanya memecahkan masalah gunungan sampah yang biasanya menjadi momok di kota-kota besar, tetapi juga memberikan solusi bagi kebutuhan energi listrik yang semakin meningkat.

Salah satu pencapaian utama PLTSa ini adalah mengurangi jumlah gunungan sampah yang menjadi masalah utama di Solo. Gibran Rakabuming Raka menjelaskan bahwa PLTSa tidak hanya sebagai sarana pembakaran sampah, tetapi lebih sebagai tempat konversi sampah menjadi energi. Dengan demikian, bukan hanya menciptakan solusi bagi tumpukan sampah, tetapi juga menghasilkan energi yang dapat dimanfaatkan secara lebih efisien. Proses ini melibatkan teknologi canggih yang mampu memilah sampah organik dan non-organik untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Tidak hanya itu, PLTSa juga mampu mengatasi masalah bau tidak sedap yang sering kali terkait dengan tempat pembuangan sampah konvensional. Gibran Rakabuming Raka menekankan pentingnya aspek kesehatan masyarakat dalam penanganan sampah. Dengan PLTSa, proses pembakaran dikendalikan dengan lebih baik, mengurangi emisi gas beracun dan bau tak sedap yang biasanya tercium di sekitar tempat pembuangan sampah. Hal ini memberikan keuntungan ganda, tidak hanya menciptakan lingkungan yang lebih bersih tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Selain itu, PLTSa juga mengurangi risiko kebakaran sampah yang sering terjadi di tempat pembuangan sampah tradisional. Pembakaran yang terkontrol dan dikendalikan dengan teknologi modern membuat PLTSa menjadi alternatif yang lebih aman dan ramah lingkungan. Gibran Rakabuming Raka menjelaskan bahwa penggunaan teknologi dalam PLTSa tidak hanya mengubah cara kita melihat sampah, tetapi juga mengurangi risiko dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.

Gibran tentu melihat potensi besar dari konsep ini dan memiliki tujuan agar pengelolaan sampah yang inovatif dapat menjadi model bagi daerah lain. Dengan mengundang pemerintah kota lain untuk mempelajari PLTSa, Gibran ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam menangani permasalahan serius yang terkait dengan sampah.

Pada tahap ini, pentingnya peran pemerintah dalam mendukung proyek-proyek inovatif seperti PLTSa tidak dapat diabaikan. Gibran Rakabuming Raka mengajak pemerintah untuk memberikan dukungan lebih lanjut, baik dalam hal regulasi maupun alokasi dana. Pembangunan infrastruktur yang mendukung pengelolaan sampah modern, seperti fasilitas PLTSa, memerlukan investasi yang signifikan. Oleh karena itu, kerja sama antara sektor swasta dan pemerintah menjadi kunci keberhasilan implementasi proyek ini di tingkat nasional.

Baca Juga: Bu Susi Turun, Protes Sampah Galon dan Botol Mineral Cemari Lingkungan

Dengan kesuksesan proyek PLTSa di Solo, Jawa Tengah, Gibran Rakabuming Raka telah membuktikan bahwa inovasi dalam penanganan sampah bisa menjadi solusi yang berkelanjutan. Melalui PLTSa, ia tidak hanya mengubah gunungan sampah menjadi sumber energi, tetapi juga membuktikan bahwa teknologi modern dapat menjadi solusi untuk masalah lingkungan yang serius. Langkah-langkah inovatif seperti ini perlu diapresiasi dan didukung secara luas, sehingga dapat menjadi model bagi daerah-daerah lain di Indonesia dan di seluruh dunia dalam mengatasi masalah serius terkait sampah dan energi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: