Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Survei JRC: Gerindra Kokoh di Puncak Klasemen, PSI Melenggang ke Parlemen

Survei JRC: Gerindra Kokoh di Puncak Klasemen, PSI Melenggang ke Parlemen Tinta pemilu | Kredit Foto: Antara/Antara/Rafiuddin Abdul Rahman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Survei Jakarta Research Center (JRC) menunjukkan elektabilitas partai politik yang diketuai Prabowo Subianto itu melambung hingga 22,5 persen. Gerindra mengokohkan diri pada posisi unggul, sepenuhnya menggeser dominasi PDIP.

Menyusul pada peringkat kedua PDIP yang terus melorot dan kini elektabilitasnya sebesar 16,7 persen. Padahal sebelumnya PDIP merupakan partai pemenang dua kali berturut-turut pada Pemilu 2014 dan 2019, sedangkan Gerindra hanya menduduki urutan kedua dan ketiga.

Baca Juga: Jokowi Tak Netral di Pilpres, Gerindra: Secara Etik Tidak Salah

Pada jajaran papan tengah, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dipastikan bakal melenggang ke Senayan dengan mengantongi elektabilitas 4,7 persen. Naik tipis dari sebelumnya 4,5 persen, atau sudah aman karena berada di atas ambang batas parlemen yang dipatok pada angka 4 persen.

“Gerindra menggeser dominasi PDIP dengan mengokohkan posisi pada puncak klasemen elektabilitas partai politik, sedangkan di jajaran papan tengah PSI bakal melenggang ke parlemen,” kata Direktur Komunikasi JRC Alfian P di Jakarta pada Minggu (4/2).

Menurut Alfian, lonjakan elektabilitas yang dialami Gerindra semakin mengafirmasi coattail effect yang paling banyak dinikmati oleh partai utama dalam koalisi pengusung Prabowo-Gibran tersebut. “Naiknya elektabilitas Gerindra sejalan dengan kenaikan elektabilitas Prabowo-Gibran,” jelas Alfian.

Faktor dukungan yang diberikan oleh Presiden Jokowi berkontribusi besar mengerek elektabilitas Prabowo-Gibran dan Gerindra. Ironis, mengingat Jokowi masih tercatat sebagai kader PDIP, yang secara resmi mengusung pasangan Ganjar-Mahfud.

Baca Juga: Jokowi: PSI Bakal Lolos ke Senayan

Perpecahan Jokowi dengan elite PDIP membuat arah dukungan Jokowi bergeser kepada mantan rival dua kali pemilu yang kemudian diangkat menjabat Menteri Pertahanan. “Kerugian besar dialami PDIP yang anjlok elektabilitasnya, begitu pula dengan pasangan Ganjar-Mahfud,” terang Alfian.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: