Rosan Perkasa Roeslani, seorang tokoh penting dalam dunia bisnis Indonesia, saat ini menjabat sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Maju, mendukung duet Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka untuk pemilihan presiden dan wakil presiden.
Sebelumnya, Rosan memiliki peranan signifikan sebagai Wakil Menteri BUMN dan juga menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Amerika Serikat.
Lahir di Jakarta pada akhir Desember 1968 dan alumni Oklahoma State University, Rosan telah membangun karir yang impresif, tidak hanya dalam bisnis dan keuangan tetapi juga dalam politik dan diplomasi.
Karier Rosan di dunia bisnis dimulai dengan pendirian PT Republik Indonesia Funding bersama Sandiaga Uno, yang berkembang menjadi entitas finansial besar, Recapital.
Berkat pengalamannya yang luas, ia diangkat menjadi posisi-posisi penting di berbagai perusahaan dan organisasi, termasuk Kadin Indonesia dan BANI.
Rosan juga dikenal karena kontribusi cemerlangnya di bidang olahraga, termasuk sebagai Ketua Misi Kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo 2020.
Dari awal kariernya hingga saat ini, Rosan telah menerima berbagai penghargaan yang mengakui kontribusinya dalam ekonomi, bisnis, dan olahraga, termasuk penghargaan dari Pemerintah Belgia dan Henry G. Bennett Distinguished Fellow Award.
Rosan, yang pernah dianggap sebagai salah satu orang terkaya Indonesia oleh Forbes, menunjukkan dedikasi yang kuat terhadap pembangunan bangsa dan negara.
Kontribusi Rosan di berbagai bidang, dari bisnis hingga politik dan olahraga, menegaskan peran pentingnya dalam mendorong kemajuan Indonesia.
Keterlibatannya dalam pemilihan presiden mendatang sebagai ketua tim kampanye menandai langkah selanjutnya dalam karier yang telah penuh dengan pencapaian dan dedikasi terhadap pembangunan nasional.
Di tengah karier politiknya, Rosan mendapat sorotan terkait klaim oleh analis militer Connie Rahakundini Bakrie yang menyatakan bahwa Prabowo Subianto hanya akan memimpin selama dua tahun, setelah itu digantikan oleh Gibran Rakabuming Raka.
Rosan menyanggah klaim tersebut, menjelaskan bahwa diskusi dengan Connie berfokus pada kemungkinan Connie bergabung dengan tim kampanye dan ambisinya untuk posisi strategis dalam pemerintahan, bukan tentang pergantian kekuasaan.
Rosan menegaskan bahwa segala keputusan tentang penunjukan posisi kabinet adalah hak prerogatif Prabowo Subianto.
Dia juga menyampaikan kekecewaan terhadap penyebaran video yang dianggap sebagai bagian dari kampanye desinformasi, menyerang Prabowo, timnya, dan dirinya sendiri.
Rosan menolak klaim Connie dan menegaskan kembali komitmen timnya terhadap kebenaran dan integritas informasi.
Kasus klaim yang melibatkan Connie menyoroti pentingnya verifikasi informasi dan tanggung jawab dalam penyebaran informasi, terutama dalam konteks politik yang sensitif, menegaskan lagi pentingnya kebenaran dan transparansi dalam diskursus politik modern.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement