Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kurang Produksi, Impor Dinilai Menjadi Solusi Kelangkaan Beras

Kurang Produksi, Impor Dinilai Menjadi Solusi Kelangkaan Beras Kredit Foto: Antara/Adiwinata Solihin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji, menyoroti kelangkaan beras premium dalam pasaran dari Indonesia. Ia mengatakan hal ini bisa terjadi karena produksi yang tidak memadai atau karena fenomena El Nino.

Sarmuji mengatakan, persoalannya bakal lebih rumit jika hal ini disebabkan karena fenomena alam karena dampak yang dirasakan akan mempengaruhi masa tanam dan juga masa panen. Namun, jika produksi beras terbukti kurang, maka jalan satu-satunya ialah mengimpor beras.

Baca Juga: Beras Impor Merajalela, Inkoppas Khawatir Hal Ini...

"Saya menyarankan agar kelangkaan ini bisa teratasi satu-satunya jalan harus impor, kita tidak mungkin membiarkan masyarakat mengalami kekurangan ketersedian pangan yang menjadi bahan pokok utama. Bisa saja diatur impor beras pada saat tidak musim panen jadi tidak merugikan petani," ujarnya dilansir, Selasa (20/2).

Pemerintah dinilainya harus fleksibel terhadap penyesuaian harga beras di pasaran. Ia menghimbau jangan sampai petani yang berproduksi karena dipatok dengan harga eceran tinggi malah menahan angka produksi.

"Situasi tersebut akan berdampak adanya penimbunan dalam gudang karena tidak adanya kejelasan, kenaikan harga akan terjadi karena langkanya stok beras," jelasnya.

Disisi lain, Sarmuji mengatakan sesuai apa yang di instruksikan Presiden Jokowi bahwa banjiri pasar-pasar yang ada dengan produk-produk pangan.

"Dengan demikian tiap pekan atau bulan harus ada operasi pasar yang memantau akan ketersedian pangan di setiap pasar-pasar. Sehingga kelangkaan pangan bisa teratasi dengan sistem seperti itu," katanya.

Baca Juga: Pengusaha Minta Pemerintah Tunda Pembatasan Impor Bahan Baku Plastik
Diketahui, Bulog mendapatkan penugasan impor sebanyak 2,5 juta ton pada tahun ini. Rinciannya, sebanyak 500.000 ton merupakan penugasan lanjutan dari tahun 2023 dan 2 juta sisanya merupakan penugasan impor khusus tahu 2024.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: